Bandung, Koranpelita.com
PGI wilayah Jawa Barat pada Senin (16/05/22) menggelar Ibadah Pujian dan Doa dengan tema “Kuasa Dalam Doa dan Pujian” yang dilaksanakan di ruang ibadah GKPB Fajar Pengharapan, Bandung.
Sekretaris Umum PGI Wilayah Jawa Barat, Pdt. Paulus Wiyono menjelaskan bahwa, kegiatan Ibadah Pujian dan Doa ini diadakan dengan bersinergi dari berbagai pihak. “Acara ini diselenggarakan dengan bersinergi dengan wakil rakyat dari DPRD Jawa Barat, DPR RI, tokoh masyarakat dan banyak pihak yang terlibat”, paparnya.
Lebih lanjut disampaikan “Mengadakan ibadah Pujian dan Doa ini untuk menunjukkan sinergitas, bergandengan tangan secara bersama untuk menghadapi pandemi yang sudah kita lalui selama dua tahun ini. Demikian juga perang yang terjadi di Ukraina, perlu sinergi untuk menghadirkan perdamain dan kesatuan”, tuturnya.
Dalam Acara, Agnes Sitompul selaku Ketua panitia memaparkan, “gereja-gereja dan masyarakat perlu bergandeng tangan secara bersama untuk bangkit bersama menghadapi permasalahan di tengah masyarakat”,
Agnes mengatakan bahwa “Doa menjadi hal penting untuk menghadapi masalah dan mengubah bangsa”.
Panitia berharap melalui acara ini bisa mendorong semangat bagi Persekutuan Gereja Indonesia Setempat (PGIS) menyelenggarakan acara yang sama diseluruh PGIS setempat yang ada. Dengan demikian gereja bisa menjadi dampak bagi masyarakat, ” Papar Ketua Panitia.
Seluruh panitia menyampaikan, terimakasih atas dukungan semua pihak atas terselenggaranya Ibadah Pujian dan Doa ini. “Suatu kehormatan bagi kami, saat kondisi pandemi sudah landai, dapat dipercaya untuk berpartisipasi dan menjadi tuan rumah ibadah puji dan doa ini,” kata Pdt Rizka V. Dewirani.
Paulus Wiyono menyampaikan bahwa kegiatan Ibadah pujian dan doa ini dilakukan secara bergiliran. “Kegiatan ini dilakukan bertepatan hari doa sedunia. Hari doa sedunia jatuh pada bulat Maret, namun acara ini dilkukan pada kesempatan ini dalam rangkaian dengan doa sedunia dan paskah sebagai bagian dari perayaan kristiani”, ungkapnya.
Tambah Ketua Panitia, Agnes Sitompul mengampaikan, Terkait tema “Kuasa dalam Doa dan Pujian” yang diusung diambil dari kisah dalam Alkitab melalui kisah pergumulan Silas dan Paulus saat dalam penjara terus berdoa dan melantunkan pujian kepada Tuhan. Ada belenggu yang dialami bangsa ini, sehingga melalui Doa dan Pujian bisa terbebas dari belenggu.
“Tema ini terinspirasi dari kisah Paulus dan Silas ketika dipenjara tetap fokus memuliakan Tuhan,” tutur Pengurus Komisi Perempuan PGIW Jawa Barat ini.
Dalam kegiatan ini terlibat seluruh aras dan gereja-gereja dan tokoh legislatif DPRD dan DPR- RI dan seluruh gereja yang ada di Jawa Barat.
Baik anggota PGI dan yang bukan anggota PGI. “Hal ini untuk membangun kehidupan oukumenis bagi masyarakat untuk membawa kesaksian bagi masyarakat”, jelas Paulus.
Gereja tidak bisa sendiri-sendiri tetapi harus bersama-sama untuk menyelesaikan masalah yang ada.
“Ini adalah momentum dilakukan untuk kemanuasiaan dan aksi kebersamaan melalui Pujian dan Doa. Khususnya di wilayah Jawa Barat. Saat ini Gereja Ramah Anak menuju Provinsi Ramah Anak di Jawa Barat ini dibangun di Bekasi, Bogor dan Bandung yang sudah berjalan. Melalui Gereja Ramah Anak dapat mewujudkan kehidupan yang damai dan berjalan bersama”, ungkap Pdt. Dr. Margie Ririhena-de Wanna.
“Ini suatu montum yang luar biasa dan kesempatan yang sangat berharga dan berharap kegiatan ini supaya bisa berkelanjutan”, ungkap Rizka.
Pdt. Rizka V. Dewirani saat khotbah dalam Ibadah Pujian dan Doa PGIW Jawa Barat memaparkan kejadian yang dialami oleh Silas dan Paulus saat di penjara terus berdoa dan melantunkan pujian kepada Tuhan. Selalu memakai kesempatan untuk menaikkan doa dan pujian.
“Paulus dan Silas melihat jauh ke depan. Tidak serta merta memanfaatkan kondisi terbukanya pintu penjara untuk kabur. Tetap menantu apa yang menjadi kehendak Tuhan. Hal ini menjadi pembelajran bagi gereja untuk selalu pekaan kepada kehendak Tuhan”, tutur Rizka.
Rizka juga menjelaskan bahwa “gereja perlu merenungkan apa yang menjadi rencana yang dikehendaki Tuhan melalui gereja. Hal ini perlu direnungkan. Apa lagi dengan kondisi pandemi yang sudah kita lalu selama dua tahun ini. Perlu direnungkan, agar gereja merendahkan diri di hapan Tuhan dan mendengarkan kehendak Tuhan mengenai, apa kehendak Tuhan bagi gereja Tuhan saat ini. Merenungkan dihadapan Tuhan apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi bangsa ini”, jelasnya.(Mar)