Tanah Bumbu, Koranpelita.com
Sebagai bentuk keprihatiannya atas adanya kenaikan harga minyak goreng (migor) Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Muhammad Yani Helmi, membagikan minyak goreng kemasan sedang kepada puluhan warga di Desa Manunggal, Karang Bintang, Tanah Bumbu, provinsi setempat, Senin (9/5/2022).
Uniknya, kebutuhan pokok yang dibagikan legislatif dari Dapil VI Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru itu bukan dalam rangka pelaksanaan gerakan sosial. Melainkan usai kegiatan Sosialiasi Perundang-undangan (Sosper) Perda Nomor 05 Tahun 2011 terkait Pajak Daerah di Kalsel.
Sehingga tingginya antusias warga yang hadir pada acara tersebut membuat minyak goreng kemasan sedang yang disediakan langsung ludes diserbu.
“Kesulitan masyarakat terhadap minyak goreng apalagi pasca lebaran yang terus mengikuti tentu menjadi perhatian,” sebut Yani Helmi.
Kendati sempat langka, namun satuan harga komoditi ini mulai mengalami penurunan meski tak secara signifikan atau berada di kisaran normal. Lantas, sebagai wakil rakyat dirinya pun tak tinggal diam untuk tetap membantu meringankan beban warga di daerah konstituennya itu.
Anggota Fraksi Partai Golkar ini menyatakan, sebagai wakil rakyat di DPRD Kalsel dirinya menginisiasi untuk berbagi kepada masyarakat disini yang secara pribadi meski sedikit tetapi setidaknya dapat mengurangi beban mereka.
“Tentunya saya sangat senang melihat mereka karena bisa ikut mengurangi beban yang selama ini terdampak atas kenaikan harga minyak goreng,” kata dia.
Kendati begitu, M Yani Helmi mengapresiasi langkah Presiden RI Joko Widodo soal penghentian ekspor ke luar negeri sebagai upaya antisipasi terjadinya gelombang kelangkaan minyak goreng, dan dapat menekan kenaikan harga.
Selain minyak goreng, juga dibagikan bahan pokok lain seperti tepung untuk bisa menjadi ketersediaan stok dalam memenuhi kebutuhan pangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani menyampaikan, berdasarkan laporan kabupaten/kota ditambah dengan ketersediaan ditingkat distributor setidaknya stok minyak goreng yang didatangkan pada April 2022 lalu sebanyak 4.124 ton.
“Artinya aman untuk stok satu bulan, dari hasil data Dinas Ketahanan Pangan bahwa kebutuhan masyarakat untuk minyak goreng di Kalsel hanya sekitar 3.826 ton,” tuturnya.
Tercatat saat ini, harga per liter minyak goreng yang di dagangkan di pasar modern, ritel hingga tradisional di patok sekitar Rp24 ribu – Rp26 ribu tergantung merk serta kualitas yang diperjual belikan ke masyarakat.
Sedangkan minyak goreng curah bersubsidi masih dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp14 ribu yang kini resmi dijual ke pedagang pasar tradisional.
“Ada empat distributor minyak goreng curah bersubsidi di Kalsel yang sejak tiga minggu lalu sudah memulai pendistribusiannya dan telah diterima dua kabapaten yakni HST dan Tapin,” tutup Birhasani. (pik)