Pasuruan, koranpelita.com
Korps Marinir TNI AL dan warga bersepakat untuk memperbaiki secara gotong royong beberapa rumah di Desa Balung Anyar, Kec. Lekok, Kab. Pasuruan Jawa Timur yang rusak akibat terkena pecahan granat MO 60 saat dilaksanakan latihan oleh Yonif 1 Brigif 2 Marinir.
Kesepakatan tersebut diambil setelah adanya pertemuan antara perwakilan dari Marinir dan korban yang disaksikan Muspika setempat (Camat , Kades Balung Anyar, Kapolsek dan Babinsa Balung Anyar) dengan kekeluargaan di Balai Desa Balung Anyar pada Rabu (20/4) kemarin sekitar pukul 19.45 WIB.
Sebelumnya sejak pertengahan April 2022, Yonif 1 Brigif 2 Marinir yang bermarkas di Surabaya melaksanakan Latihan di Pusat Latihan Pertempuran (Puslatpur) Marinir 3 Grati, Pasuruan, Jawa Timur. Dengan materi latihan yang digelar diantaranya menembak senjata bantuan infanteri (Senbanif) berupa latihan menembak mortir, senjata mesin berat, peluncur roket anti personel/tank RPG dan lain-lain yang bertujuan melatih ketangkasan para prajurit dan bagian dari Latihan Perorangan Kesenjataan Brigif 2 Marinir Tri Wulan I Tahun 2022.
Kronologis kejadian pada Rabu (20/4) sekira pukul 13.00 WIB telah terjadi jatuhnya Mortir 60 di depan teras di Rumah Warga Desa Balung Anyar, yang mengakibatkan kerusakan pada beberapa rumah warga Desa Balung Anyar Kec. Lekok Kab. Pasuruan. Terdapat 3 rumah yang rusak akibat pecahan granat tersebut yaitu rumah Bapak Sudin, Ibu Sulastri, dan Ibu Tinamah namun tidak ada korban jiwa.
Tidak berselang lama, setelah menerima laporan warga bahwa adanya teras depan rumah warga desa yang terkena pecahan granat MO 60, Marinir segera memeriksa kebenaran dari laporan warga tersebut dan melaporkan kepada satuan atas dan menghentikan latihan penembakan. Kemudian pada pukul 16.23 WIB, Marinir mengirimkan tim untuk berkoordinasi dengan pihak korban dan Kepala Desa Balung Anyar sekaligus menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut yang bukan karena kesengajaan dan akan menyelesaikan permasalahan ini dengan cara kekeluargaan tanpa merugikan pihak satu sama lain.
Dari hasil investigasi di lapangan, jatuhnya mortir di teras rumah warga tersebut murni karena kurang akuratnya dalam menentukan jarak perhitungan saat penembakan percobaan dari steling MO 60 ke sasaran pada amunisi load tahun 2019 sehingga perkenaan melebihi jarak tembak yang diharapkan.
Sebagai informasi, lahan di tempat latihan Puslatpur 3 Marinir Grati milik TNI AL luasnya mencapai 3.676,325 HA. Ini berdasarkan Sertifikat Hak Pakai a.n. Departemen Pertahanan CQ TNI AL. Dengan berdasarkan sertifikat ini, rumah-rumah warga yang terkena pecahan mortir tersebut berada di lahan milik TNI AL. Tentunya ini sangat beresiko sebab mereka berada di Daerah Latihan Militer.
Korps Marinir TNI AL memohon maaf atas terjadinya kejadian ini dan ke depan akan melaksanakan evaluasi agar latihan-latihan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana latihan dan tetap mengutamakan faktor keamanan. Namun, sebagai Prajurit TNI yang bertugas menjaga kedaulatan dan mempertahan Negara dari berbagai macam bentuk ancaman, maka Korps Marinir harus selalu menjaga profesionalismenya salah satunya adalah dengan melaksanakan latihan.
Kejadian ini membuktikan penekanan Kasal Laksamana TNI Yudo Margono pada Rapim TNI AL 2022 agar dimanapun TNI AL berada harus memberi manfaat kepada rakyat, cepat tanggap terhadap permasalahan dan kesulitan rakyat, telah diaplikasikan dengan sungguh-sungguh oleh para prajurit Marinir TNI AL.(ay)