Jakarta, koranpelita.com
“Pagelaran wayang kulit merupakan salah satu wujud kekayaan budaya bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung unsur nilai falsafah kehidupan yang dapat kita jadikan sebagai suri teladan dalam kehidupan masyarakat, organisasi maupun negara.”
Demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono yang hadir didampingi Ketua Umum Jalasenastri Ny. Vero Yudo Margono saat memberikan sambutan pada acara Pagelaran Wayang Kulit dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-76 Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal), bertempat di Gedung R.B Supardan, Mako Puspomal, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (04/03).
Menurut Kasal, sebagai warisan leluhur, kesenian wayang kulit harus dijaga dan dilestarikan, layaknya suatu maha karya besar dari sebuah bangsa besar dengan jati diri yang kuat. Wayang merupakan sebuah warisan budaya sarat nilai yang berperan besar dalam pembentukan dan pengembangan jati diri bangsa. Dilihat dari kandungan makna, cerita wayang penuh dengan ajaran moral yang tinggi. Sehingga dapat menggugah generasi muda untuk dapat mencintai dan memahami warisan budaya wayang kulit sebagai kekayaan budaya Indonesia.
Dalam Pagelaran Wayang Kulit ini mengambil lakon “Brotoseno Labuh” dengan Dalang Ki Sigid Ariyanto, S. Sn., dimana dalam lakon ini menceritakan tentang kisah seorang pemimpin yang adil, bijaksana dan rela berkorban demi rakyatnya. “intisari dari ceritanya adalah sebagai pemimpin, Brotoseno harus adil dan bijaksana. Dia rela berkorban demi kepentingan rakyatnya dan kebenaran. Seandainya harus kehilangan tahta dia tidak akan mengeluh, bahkan selalu berupaya dan memastikan rakyatnya hidup sejahtera” tegas Laksamana Yudo.
Cerita ini mengandung makna sangat dalam serta selaras dengan kebijakan pemimpin TNI Angkatan Laut yang telah di sosialisasikan. Oleh sebab itu diharapkan dimanapun berada Pomal mampu memberikan manfaat kepada lingkungan dan masyarakat. “Pomal haruslah memberi manfaat terhadap lingkungan masyarakat disekitarnya. Sebagai penegak hukum haruslah menjadi panutan bagi rekan sejawatnya, masyarakat di sekitarnya. Juga berlaku adil dan bijaksana dalam menegakkan aturan dan hukum. Dengan demikian, tantangan Korps Polisi Militer Angkatan Laut sebagai penegak hukum, disiplin, dan tata tertib di lingkungan TNI Angkatan Laut ke depan semakin kompleks dan tidak ringan” ujar Kasal.
Oleh sebab itu dalam rangka menjaga eksistensi Pomal sebagai abdi negara yang terpilih, terlatih, militan dan profesional, Pomal dituntut untuk tetap konsisten dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penegak disiplin, tata tertib dan hukum. Pomal memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam rangka pembangunan Angkatan Laut.
Acara diawali dengan Penampilan Tari Srimpi, Penampilan Karawitan Mabesal, pembacaan Sinopsis, dan penyerahan wayang kulit secara simbolis oleh Kasal Laksamana Yudo Margono didampingi Danpuspomal Mayjen TNI (Mar) Lukman kepada Dalang Ki Sigid Ariyanto. Acara ini tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat.
Hadir dalam acara pagelaran wayang kali ini yaitu, para Pangkotama TNI AL wilayah Jakarta, para Pejabat Utama Mabesal, para Kadis di lingkungan Mabesal, Laksda TNI (Purn) Kingkin Suroso, Brigjen TNI (Mar) Ludi Prastyono, Kolonel Laut (P) IGP Ngurah Sedana, Mahendra Dito Sampurno, dan para Ibu-Ibu Jalasenastri serta undangan lainnya.(ay)