Jakarta, Koranpelita.com
Setelah pasca kerusuhan pada dua hari itu Pasar Tanah Abang, Rabu (22/5). Bagaikan pasar sepi dan “mati”. Padahal Pasar Tanah pusat grosir terbesar se-Asia Tenggara.
Jalan raya yang biasanya padat tampak lengang. Pertokoan pun kompak tutup. Tumpukan sampah dan bekas-bekas puing aktivitas bakar-bakaran tampak sejauh mata memandang di sepanjang Jalan Tanah Abang. Beberapa fasilitas umum juga menjadi korban. Separator hingga bak sampah roboh ke badan jalan.
Situasi itu bagai angin lalu oleh para petugas PPSU (pasukan oranye). Mereka tetap menjalani hari-harinya seperti biasa, membersihkan dampak kerusuhan. Sugeng, salah seorang PPSU asal Kelurahan Cideng menuturkan, dia mulai bekerja sejak pukul tiga pagi dengan 62 orang rekannya.
Kondisi mencekam di sekitar Tanah Abang membuat sentra ekonomi di kawasan itu lumpuh.
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, kawasan perbelanjaan Pasar Tanah Abang Blok A-G ditutup sementara.
Akibat penutupan sementara itu, diperkirakan kerugian yang terjadi lebih dari Rp200 miliar. Sebab, ada sekitar 14 ribu pedagang yang berada di lokasi tersebut.
Arief mengaku, sebenarnya tidak ada perintah langsung dari Pemprov DKI untuk melakukan penutupan sementara. ”Karena akses ke lokasi masih tertutup, pedagang memutuskan masih belum membuka tempat berdagang mereka,” imbuhnya.
Menurut dia, berdasarkan pengamatan di lapangan, sisa-sisa bentrokan masih terlihat ke arah pasar. Baik dari arah Jalan Fachrudin dan dari arah Jalan Wahid Hasyim.
Untuk keamanan, pihaknya sudah menyiapkan pengamanan khusus untuk Pasar Tanah Abang. Dia menjelaskan, pengamanan Pasar Blok A dan Blok B ada sekitar 160 orang security ditambah 100 orang perbantuan TNI. Sedangkan, pengamanan di Blok F ada 49 orang security. Selanjutnya di Blok G ada 9 orang security. (Jpnn/esa)