Jakarta,Koranpelita.com
Fintech lending menjadi salah satu solusi saat individu mau pun lembaga membutuhkan modal usaha. Prosesnya relatif lebih cepat dan bisa diajukan tanpa harus tatap muka.
Meski mudah, namun konsumen perlu hati-hati memilih perusahaan fintech lending. Salah memilih bisa-bisa berbuntut penipuan dan kerugian. Lalu, bagaimana cara memilih perusahaan fintech lending yang aman dan kredibel?
“Pertama-tama yang harus diperhatikan adalah, selalu gunakan perusahaan penyedia pinjaman yang sudah mendapatkan izin dari OJK,” ujar CEO Danamas Joyce Andries berbagi tips, di Jakarta, Jumat (25/2/22).
Selain itu, Joyce menyarankan agar konsumen memperhatikan alamat website perusahaan yang dipilih, apakah bisa diakses atau tidak.
Selanjutnya, perhatikan, apakah dalam website juga bisa ditemukan informasi seperti dana yang sudah disalurkan hingga tingkat keberhasilan bayar. “Tiga hal ini perlu diperhatikan saat kita memilih perusahaan fintech lending,” ujarnya.
Izin dari OJK menurut Joyce menjadi hal penting agar perusahaan bekerja sesuai dengan prosedur dan regulasi yang ditetapkan. “Danamas sebagai perusahaan fintech lending P2P sangat memperhatikan hal ini. Danamas merupakan perusahaan fintech lending P2P pertama yang berizin serta diawasi oleh OJK, sehingga standar prosedur serta cara kami beroperasi sesuai peraturan, regulasi, dan ketentuan yang telah ditentukan oleh OJK,” ujarnya.
Danamas yang terbentuk 6 Juli 2017 merupakan entitas anak perusahaan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA), bagian dari kelompok usaha terkemuka nasional, Sinar Mas yang fokus dan berpengalaman di bidang jasa keuangan.
Tercatat per Desember 2021, Danamas memiliki 23 kantor cabang diseluruh Indonesia dan lebih dari Rp6.5 triliun pinjaman yang sudah terealisasikan. Tahun ini (2022), Danamas menargetkan pencairan sebesar Rp2.3 triliun dengan target 10 ribu UMKM.
Untuk memudahkan penyaluran, dalam waktu dekat, Danamas akan memperkenalkan produk aplikasi berbasis android dan iOS untuk fintech lending. Inovasi teknologi itu akan memudahkan pelaku usaha dalam melakukan transaksi keuangan “Konsumen bisa melakukan transaksi dengan lancar, aman, praktis, dan efektif,” ungkap Joyce.
Produk berbasis teknologi tersebut rencananya akan diperkenalkan Maret 2022 dan menjadi salah satu terobosan Danamas untuk mengatasi masih rendahnya tingkat utilisasi aset di Indonesia, khususnya segmen menengah dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Di Indonesia, tutur Joyce, terdapat lebih dari 60 juta UMKM, namun financing gap dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia.
Diperkirakan sekitar 6 juta pelaku UMKM yang memiliki properti seperti ruko, rumah, dan apartemen, memerlukan modal usaha untuk mengembangkan bisnis, namun hanya beberapa yang dapat diakses financing dari bank.
“Alasan utama kami menawarkan produk Lancar by Danamas dan melakukan inovasi teknologi adalah untuk mendorong inklusi keuangan bagi jutaan orang Indonesia, baik individu maupun usaha kecil, melalui pelayanan yang tepat waktu, transparan dan modal terjangkau,” terang Joyce.
Pada tahap awal aplikasi Danamas akan memperkenalkan 3 produk jasa, menyasar segmen karyawan atau profesional dan pemilik usaha baik individu maupun institusi. Jumlah pinjaman yang ditawarkan bisa mencapai nilai maksimum Rp2 miliar (sesuai syarat dan ketentuan berlaku) dengan maksimal tenor 10 tahun.
“Menilai kemampuan finansial yang kami miliki serta analisa potensi pasar, Danamas dalam lima tahun ke depan menargetkan penyalurkan pinjaman dengan basis nasabah sebanyak 220.000-240.000 orang melalui aplikasi yang akan kami luncurkan,” ujar Joyce.
Sinar Mas Multiartha (SMMA) yang menjadi induk dari Danamas merupakan salah-satu grup penyedia layanan jasa keuangan terbesar dan memiliki jejak langkah solid serta terpercaya.
Selain Danamas, SMMA juga tercatat sebagai induk usaha (parent company) dari Bank Sinarmas, Multifinance Sinarmas, Asuransi Sinarmas, Asuransi Sinarmas Jiwa dan Sekuritas Sinarmas. (Vin)