Jepara,koranpelita com
langkanya minyak goreng membuat warga resah. Setidaknya inilah yang terjadi di beberapa daerah belakangan ini. Salah satu mini market di Jl. KH. Syahid Jepara, sekitar pukul 07.00 sudah terlihat antrian puluhan orang .
Padahal toko baru buka sekitar pukul 09.00. Ketika tolo buka dan truk distribusi barang datang, suasana semakin ramai dan riuh, Ternyata antriean orang atau calon pembeli yang berebutan untuk mendapatkan minyak goren. Jum’at 25/02/2022.
Meski saat itu sempat terjadi keributan, karena orang yang belum mendapatkan nomer antrian mengambil minyak goreng yang baru datang. Sehingga yang sudah antre dan punya nomer antrean merasa dirugikan.
Menurut emak-emak yang ikut antri mengatakan bahwa kita sudah antre dari pagi dan punya nomer antrean. Eh.,malah yang baru datang langsung ambil.
” Terjadinya keributan karena orang lain tidak mau pada antri,” kata emak-emak hampir bersamaan.
Padahal pihak manejemen sudah mengatur dengan memberi nomer antrean. Ketika dikonfirmasi kepihak manajemen membenarkan.
Menurut salah satu manager area Jepara-Kudus yang bernama Hery mengatakan, “Saya tidal tahu-menahu kalau sampai terjadi keributan, karena saya baru datang”, katanya.
Di sisi lain keributan yang terjadi bisa direda karena ada salah satu personil Polsek Jepara Kota berpakaian preman dan mengaku bernama Farid menenangkan warga yang sedang antre.
“Kalian harus antre yang tertib. Jika berebut dan terjadi kerusakan. Kalian harus mengganti dan bisa diproses secara hukum”, katanya tegas.
Sementara itu, minyak goreng yang dijual sesuai harga yang ditetapkan oleh Meteri Perdagangan sejak 1 Pebruari 2022. Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 6 Tahun 2022 tentang Penetapan HET Minyak Goreng Sawit.
Pasal 3 dituliskan bahwa pemerintah menetapkan HET untuk minyak goreng curah sebesar Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14 ribu per liter.
” Tetapi di pasaran ternyata harga minyak goreng bisa mencapai Rp. 20.000,- /liter. Sehingga ketika ada minyak goreng yang dijual dengan harga sesuai perment. tersebut, akan jadu rebutan oleh warga. Seperti yang terjadi mini market di atas. Padahal barangnya hanya sedikit dan kemungkinan banyak yang tidak mendapatkanya.,”ujar seorang warga.
Hal yang sama disampaikan sopir triuk distribusi. Kayaknya tidak cukup, minyak gorengnya. Kalau melihat yang antri seperti itu. ” Hal itu dibenarkan karena tiap mini market jaringanya hanya mendapat 66 pcs,” kata Heri.
“Melihat antrean kayaknya tidak mencukupi untuk semua calon pembeli. Karena kita hanya mendapat 66 pcs. tiap mini market dan maksimal beli hanya 2 liter/pembeli,” jelasnya.(dik)