Semarang,koranpelita com
Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji menilai tepat kegiatan PWI Jateng yang menggelar kegiatan Qhotmil Quran dalam memperingati Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2022. Dengan demikian, PWI dan anggotanya masuk dalam golongan minal muhtadin atau orang yang mendapatkan petunjuk.
Darodji mengungkapkan hal tersebut, saat memberikan tausiyah dalam Qhotmil Quran dan santunan anak yatim yang diadakan Majelis Tadarus Quran Ashabul Kahfi bentukan PWI Jateng di Gedung Pers, Selasa malam (8/2).
Grup tadarus malam ini sudah memasuki khatam (merampungkan 30 juz) ke-42 kali sejak berdiri. Yang istimewa, acara ini juga diikuti banyak anggota majelis secara virtual.
Ketua Panitia HPN, Solikun memotong tumpeng disaksikan Ketua Umum MUI Jateng, KH Ahmad Darodji. Potongan tumpeng selanjutnya diserahkan kepada Ketua PWI Jateng, H Amir Machmud pada Khotmil Quran, semalam.
”Saya mengapresiasi perayaan HPN dengan Qhotmil Quran. Saya pikir ini pertama kali ada di Indonesia. Insya Allah amal saleh panjenengan dengan membaca Alquran menjadikan hati kita menjadi tenang,” kata Darodji.
Dia menyebut, salah satu persoalan besar bagi bangsa sedunia adalah masalah hati atau kejiwaan. Dengan tadarus Quran, bukan saja menjadikan malaikat menurunkan sayapnya untuk bergabung dan meminta Allah SWT untuk mendekatkan diri ke surga, namun menentramkan jiwa.
”Insya Allah, membaca Alquran akan membuat jiwa kita tidak kemrungsung. Resep untuk hidup tenang sebenarnya sederhana, yaitu selalu mengkonsumsi dan bertindak yang halal-halal saja,” katanya.
Terkait dengan HPN, Darodji menyebut bahwa wartawan adalah profesi yang harus ada. Sebagai pilar keempat demokrasi, insan pers harus menyuarakan kebenaran sebagai penyambung lidah suara masyarakat.
Sebagai politisi yang pernah menjadi anggota DPR RI, dia selalu ingat lagu milik grup musik religi Bimbo ”Balada Seorang Biduan” yang juga dinyanyikan Broery Marantika. Lagu itu sangat menyentuh seperti menggambarkan anggota dewan yang datang ke Jakarta.
Dalam lagu itu, kata dia, ada lirik ‘Dari sebuah desa berbekal gitar tua di ibu kota dengan penuh harapan. Jadi seorang biduan, jadi seorang biduan. Itu dimaknai datang ke ibukota untuk menjadi penyuara. Tapi sayangnya ada lirik lagi ‘Lagumu lagu sendu perjalanan hidupmu ditinggal kekasihmu..’. Maksudnya kinerja yang dilakukan ternyata tak sesuai yang diharapkan,” kata Darodji.
Karena itu, lanjut dia, pihaknya berpesan kepada insan pers untuk menyuarakan kebenaran, sehingga kinerjanya profesional dan bisa dipertanggungjawabkan.
Majelis Tadarus Sebagai Misi Luar Biasa
Sementara itu, Ketua PWI Jateng Amir Machmud menyebut, Majelis Tadarus Quran Ashabul Kahfi dibentuk dari ide yang biasa namun memuat misi yang luar biasa. Kegiatan ini menjadi faktor pembeda dengan di sela-sela aktivitas kewartawanan.
”Saya melihat ada semangat yang luar biasa para anggota majelis ini. Bahkan ada anggota yang ingin menyelesaikan dua juz sekaligus. Ketika saya memviralkan majelis ini ke grup WA PWI Pusat sambutannya luar biasa. Bahkan ada wartawan dari NTB dan Sulawesi Barat yang ingin bergabung,” katanya.
Amir berharap, majelis ini mampu menjadi pelopor kegiatan religius di PWI provinsi lain sebagai upaya membangun jiwa untuk menopang kehidupan raga untuk menjalankan tugas jurnalistik.
Kegiatan Qhotmil Alquran juga dibarengkan dengan santunan kepada 20 anak yatim yang diwakili tujuh orang karena penerapan protokol kesehatan. Menandai qhotmil Alquran untuk memperingati HPN, dilakukan potong tumpeng oleh Ketua Panitia Solikun kepada Ketua PWI Jateng Amir Machmud, disaksikan Ketua MUI Jateng Ahmad Darodji dan pengurus majelis.(sup)