Jakarta, Koranpelita.com
Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto mendatangi Polda Metro Jaya malam ini. Kedatangan Prabowo ke Polda Metro Jaya untuk membesuk Eggi Sudjana dan Lieus Sungkharisma, yang ditangkap dalam kasus tuduhan makar.
Prabowo hadir bersama para tokoh nasional dan purnawirawan Jendral TNI Polri seperti Amien Rais, Siti Hediati Hariyadi atau yang akrab disapa Titiek Soeharto, Neno Warisman, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, Jubir BPN Prabowo-Sandi Dahnil Anzhar Simanjuntak, Laksana TNI (Purn) Tedjo Edhi, Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat, Irjen Pol (Purn) Abimanyu, Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoedin, serta Letjen TNI (Purn) Agus Sutomo.
Meski demikian, Prabowo bersama rombongan tidak diizinkan masuk untuk menjenguk Lieus dan Eggi dengan alasan sudah melewati jam besuk. Prabowo menjelaskan bahwa, kedatangannya pada malam hari ini seharusnya dapat diperbolehkan atas alasan kemanusiaan.
“Kita bisa beri suatu asas pertimbangan kemanusiaan tapi kita hormati kewenangan saudara (polisi), kita hormati saudara,” ungkap Prabowo di halaman Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (20/5/2019) usai tak diizinkan masuk oleh pihak kepolisian.
Prabowo menjelaskan bahwa dirinya bersama rombongan baru bisa menjenguk Eggi Sudjana dan Lieus Sungkarisma pada malam hari ini karena pada siang tadi banyak aktivitas yang harus ia jalankan dan untuk menghormati yang berpuasa. Apalagi, Lieus hingga saat ini tidak mau memakan makanan yang disediakan oleh pihak kepolisian dari saat ia ditangkap.
“Banyak kegiatan tadi siang. Ini juga sekalian untuk sahur karena Pak Lieus tidak mau makan,” ungkapnya.
Meski tak diizinkan menjenguk, tetapi Prabowo tetap memberikan makanan untuk para pejuang demokrasi tersebut dengan membawakan makanan nasi padang.
“Bawa Nasi padang buat Pak Eggi dan Pak Lieus. Kita ingin tinggalkan makanan sahur ya, sabar yaa yang bener pasti menang, yang bener pasti menang terimakasih ya,” papar Prabowo.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menyinggung sikap pihak kepolisian yang memeriksa tokoh nasional Permadi pada malam hari. Padahal Permadi hanya menyuarakan kebenaran tetapi dituduh melakukan perbuatan makar. Ditambah, kondisi usia Permadi yang sudah senja dan tidak seharusnya diperiksa cukup lama dan dilakukan malam hari oleh pihak kepolisian.
“Pak Permadi kan usianya sudah berapa sudah stroke berkali kali kan kalau ditahan malam-malam agak gimana ya, aneh ya. Beliau kan usia sudah 80 tahun,” sesalnya. (ist/esa)