Jakarta, Koranpelita.com
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., didampingi Ketua Umum Jalasenastri Ny. Vero Yudo Margono memimpin ziarah secara serentak prajurit TNI AL di lima Taman Makam Pahlawan (TMP) menjelang Hari Ulang Tahun TNI yang ke-76, Minggu (3/10).
Kelima tempat TMP yang diziarahi yakni, Taman Makam Pejuang Bumi Wana Samudera Kalibakung yang dipimpin langsung Kasal dan dihadiri Wakasal Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono, S.E., M.M, dan para Perwira Tinggi TNI AL. TMP Samudra Kuningan yang dipimpin Pangkoarmada I Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah, S.E., M.A.P., TMP Penggarit Pemalang dipimpin Aspers Kasal Laksamana Muda TNI Irwan Achmadi, M.Tr (Han), dan TMP Prawira Reksa Negara Pekalongan dipimpin Pangkoarmada II Laksamana Muda TNI Dr. Iwan Isnurwanto, S.H., M.A.P., M,TR.(Han)., serta TMP Kadilangu Batang dipimpin Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono, M.Tr (Han).
Keberadaan Lima TMP tersebut bersemayam jasad para pejuang dan pendahulu TNI yang gugur di zaman Perang Revolusi Kemerdekaan dan khususnya para prajurit-prajurit ALRI khususnya Wilayah Corps Armada III – Cirebon, dan Eks Wilayah Corps Armada IV – Tegal
Khusus ziarah di Taman Makam Bumi Wana Samudera Kalibakung yang dipimpin Kasal ini merupakan makam para pejuang TNI AL (ALRI waktu itu) dan Ulama. TMP ini merupakan makam pindahan para pejuang TNI AL, Ulama dan Santri serta masyarakat yang berkolaborasi berjuang mempertahankan kemerdekaan RI sekitar tahun 1947 di wilayah Tegal. Jasad para pejuang ini sebelumnya berada di bukit Tempeh dimana para pejuang ini gugur dieksekusi pihak Belanda.
Kisah gugurnya para pejuang ini bermula adanya kolaborasi tentara (ALRI) dengan Ulama dan Santri melaksanakan perlawanan yang sengit terhadap Belanda, sehingga Belanda dengan segala cara untuk membungkam perlawanan ini, salah satu caranya menangkap 2 ulama, 10 santri dan 4 prajurit ALRI setelah diinterogasi, mereka dibawa di bukit Tempeh, dieksekusi mati dimasukkan dalam kuburan yang sebelumnya digali mereka sendiri atas paksaan Belanda.
Makna dan pesan yang diambil dari kegitan ziarah ini, meskipun para pejuang ini telah mati dan jasadnya telah menyatu dengan bumi pertiwi, mereka gugur sebagai pejuang demi mempertahankan eksistensi bangsa dan negara. Jasad para pejuang ditempatkan di Bumi Wana Samudera ini agar para generasi penerus bisa meneladani perjuangan dan pengorbanan para pahlawan guna mewujudkan Indonesia yang jaya.
Pesan lain untuk generasi muda penerus bangsa bahwa menghormati para pahlawan ibarat meskipun menimbun para pejuang kuburannya dengan pasir dari emas tidak akan sebanding dengan perjuangan dan pengorbanannya.
Selain itu pelajaran yang dapat dipetik dari mengenang perjuangan para pahlawan ini yakni, ibarat sehelai rumput kering dan sebutir pasir di tanah air ini adalah sebuah kehormatan yang harus dipertahankan demi tetap tegaknnya NKRI. Hal ini tersirat bahwa keutuhan wilayah NKRI harus dipertahankan dari bentuk ancaman dan gangguan dari pihak lain.
Kasal dihadapan awak media menyampaikan bahwa sebelumnya makam-makam para pejuang tersebar dimana-mana sehingga atas saran dari para ulama, Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk dijadikan satu menjadi Taman Makam Pejuang diantaranya di Kalibakung. Selain itu, Kasal menyampaikan bahwa para pejuang Angkatan Laut dulu berjuang bersama-sama para ulama untuk membela negara dan ada beberapa yang gugur diantaranya para ulama yakni K.H. Muhammad Syafei Bin Mukti dan H. Yahya bin Sejan yang di Kalibakung ini.
“Sebagai generasi penerus supaya kita selalu mengenang jasa-jasa pejuang, dan harus meneruskan perjuangan mereka, dalam bergiat mengisi kemerdekaan dimasa yang akan datang.” tutur Kasal.
Sementara itu, Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya sebelum memimpin doa bersama menyampaikan bahwa, di dalam setiap taman pahlawan itu betapa pluralis dan kita mengenal siapa pahlawan kita dari segala sudut agama kumpul di TMP. Ditambahkannya dengan mengenal para pahlawan-pahlawan bangsa, yakin akan tumbuh generasi-generasi muda yang memiliki jiwa patriotisme, menjaga harga diri bangsa, memiliki jati diri bangsa yang akan menjaga kehormatan bangsa, karena disitulah lebih memperkokoh memperkuat ketahanan nasional.(ay)