Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh Gagah Berdiri Megah

Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh Gagah Berdiri Megah, seolah tengah menyaksikan segala bentuk perubahan madymasyardan bangsanya.

Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh gagah megah. Perubahan zaman, pergantian kepemimpinan dan generasi berselang. Masjid tetap berdiri menyaksikan anak bangsanya.

Pun ketika gelombang pasang menghantam seluruh kota, masjid tetap berdiri. Seolah tengah berdiri menjadi saksi pergerakan  masyarakat dan bangsanya.

Masjid kokoh berdiri melintasi peradaban masyarakat dari zaman ke zaman. Perjalanan panjang menjadikannya sebagai saksi sejarah, keberadaan masjid menetapkan masyarakat Aceh yang konsisten, tegak dan kokoh berdiri dengan keyakinannya.

Masjid Raya Baiturrahman menjadi saksi sejarah dari zaman ke zaman, mulai era pemerintahan raja dan sultan di Aceh. Pemerintahan kolonial Portugis hingga Belanda dan pemerintahan Republik Indonesia. Masa pemerintahan RI, Masjid Raya Baiturrahman mengalami pasang surut, mulai zaman Presiden Soekarno, Presiden Soeharto hingga masa reformasi Presiden Joko Widodo.

Masjid Raya Baiturrahman bersama masyarakat muslim Aceh, banyak mengalami asam garam kehidupan. Masyarakatnya merasakan bagaimana setiap zaman memperlakukan masjid dan masyarakat muslim. Semua itu menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat muslim Aceh untuk menyikapi setiap perubahan dan zamannya.

Masjid Raya Baiturrahman dibangun Sultan Iskandar Muda tahun 1022 H/1612 M. Untuk pertama kali dibangun pemerintahan Sultan Iskandar Muda, namun dibakar habis saat agresi tentara Belanda II shafar 1290 H atau April 1873 M, dalam peristiwa tersebut Mayjen Khohler tewas yang kemudian diabadikan tempat tertembak Mayjen Khohler sebuah monument kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang dekat pintu masuk sebelah utara Masjid Raya Baiturrahman.

Pertengahan shafar 1294 H / Maret 1877 M atau tepatnya empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman dibakar, Gubernur Jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah dibakar itu. Kamis 13 Syawal 1296 H/9 Oktober 1879 M, Tengku Qadhi Malikul Adil meletakan batu pertama pembangunan kembali Masjid Raya Baiturrahman.

Pembangunan Masjid Raya Baiturrahman kembali membutuhkan waktu hingga tiga tahun, tepatnya tahun 1299 H.

Tahun 1935 M, Masjid Raya Baiturrahman ini diperluas bagian kanan dan kirinya dengan tambahan dua kubah. Tahun 1965 M terjadinya perluasan kembali. Perluasan ini bertambah dua kubah lagi dan dua buah menara sebelah utara dan selatan. Dengan perluasan kedua ini Masjid Raya Baiturrahman mempunyai lima kubah dan selesai dekerjakan dalam tahun 1967 M, tahun 1991 M, Mesjid Raya Baiturrahman terjadi perluasan kembali.

Masjid Raya Baiturrahman memiliki ribuan keindahan. Arsitektur Masjid Raya Baiturrahman bercorak eklektik yaitu suatu rancangan yang dihasilkan dari berbagai unsur dan model terbaik dari berbagai negeri.

Masjid Raya Baiturraman selalu dipadati ratusan jamaah, kapasitas masjid mampu menampung hingga 2.000 jamaah. (djo)

About redaksi

Check Also

PNS Kodiklatal Surabaya Gelar Aksi Donor Darah dalam Rangka HUT KORPRI ke-53 Tahun 2024

Surabaya, koranpelita.com Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) ke-53 Tahun 2024, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca