KULON PROGO, KORANPELITA
Momentum bulan Agustus yang diliputi keprihatinan, karena berada di masa pandemi, menggerakkan masyarakat Banaran, Kapenewon Galur, Kabupaten Kulon Progo untuk berbagi. Digagas oleh Lurah Banaran, Hariyanta, SH, keprihatinan tersebut disampaikan pada tokoh-tokoh sukses kelahiran Kalurahan Banaran. Dan, gayung bersambut. Sejumlah tokoh tergerak untuk meringankan beban warga Baranan di masa PPKM Level IV.
“Kami menggalang dari tokoh-tokoh asli Banaran dan kolega-kolega kami. Insha Allah melaksanakan Baksos kembali. Kami membuat paket sembako untuk sekitar 1.300an paket. Pelaksanaannya lima hari dari Minggu 1 Agustus sampai Kamis, 5 Agustus,” jelas Lurah Haryanta sambil mengucapkan terima kasih kepada para dermawan.
Baksos yang digelar di Kalurahan Banaran selama musim pandemi, memang bukan baru kali ini dilaksanakan. Pada bulan Mei 2021 lalu, Baksos juga digelar untuk tidak kurang 1.000 warga yang membutuhkan.
Saat itu, selain menggandeng tokoh-tokoh Banaran, juga bekerja sama dengan Forum Diskusi Sahabat Ngopi. Baksos dimulai pada 1 Mei 2021 di Kalurahan Hargorejo, kemudian ditutup pada Jumat 7 Mei 2021, di Kalurahan Banaran, Kapenewon Galur.
Khusus di Kalurahan Banaran, waktu itu, Bhaksos digelar selama tiga hari berturut-tutur dari Rabu, 5 Mei sampai Jumat, 7 Mei 2021. Lurah Banaran, Haryanta SH, menyiapkan hampir seribu warga kurang mampu, untuk menerima bantuan.
Sejumlah tokoh asli Banaran, kali ini bergandengan tangan, memberikan donasi. Antara lain Dr Sugeng Riyanta SH, MH, Agus Subagyo SH, MH, serta lima tokoh yang hanya ingin disebut sebagai hamba Allah.
“Karena masa pandemi dan PPKM agar tidak terjadi kerumunan sehingga bisa mencegah penularan virus Covid 19, skema pembagiannya sudah kita atur dengan baik. Kami bagikan di setiap pedukuhan, jadi kami yang terjun ke lapangan. Jam pembagiannya juga dibedakan dengan selisih waktu yang agak panjang,” kata Pak Lurah.
Menurutnya, di setiap RT ada selisih waktu undangannya. Dari setiap padukuan rata-rata ada empat RT, jadi karena di Kalurahan Banaran ada 13 padukuhan, dibutuhkan waktu sampai lima hari pembagian.
“Setiap hari tim kita bergerak di tiga pedukuhan. Dimulai jam 9 pagi sampai selesai. Kemudian di RT berikutnya jam 11, begitu seterusnya. Nanti di tanggal 5 yang merupakan hari terakhir di padukuhan 13 Trisik,” kata Lurah Haryanta.
Suasana pandemi Covid 19, diakui Pak Lurah, memang berat. Apalagi di Kalurahan Banaran, banyak yang terpapar. “Tapi alhamdulillah, sekarang sudah turun. Sudah masuk zona kuning. Tapi memang masih banyak yang perlu dibantu,” tambahnya.
Sasaran penerima bantuan, masih menurut Haryanta, adalah masyarakat miskin, piyayi yang isoman, piyayi gerah, cacat, yatim piatu, orangtua yang sudah sepuh. “Warga yang berpunya seperti anggota PNS tidak kita beri bantuan,” tutur Haryanta.
Oleh sebab banyak orang terpapar, Haryanta mengakui, suasana bulan Agustus menjadi agak prihatin. “Mestinya saat yang penuh kebahagiaan karena kita akan memperingati 17 Agustus sebagai Hari Merdeka. Tapi karena suasananya masih pandemi seperti ini, kita isi dengan berbagi,” demikian kata Lurah Banaran, Haryanta, SH.(her)