Selama Ramadhan Koranpelita.com menampilkan sosok masjid bersejarah di tanah air. Kami suguhkan mulai dari arsitekturnya, peranannya dalam dakwah Islamiyyah dan visinya dalam membangun umat. Semoga bermanfaat.
Masjid Jami Sumenep tampil indah, perpaduan berbagai unsur budaya yang hidup di Nusantara. Corak budaya Cina dominan dengan warna-warna cerah, kuning keemasan.
Dipadukan dengan corak budaya lokal sehingga tampak dengan wujudnya yang gemerlap.
Gapura Masjid Jami Sumenep menjadi bagian tak terpisahkan dengan keseluruhan bangunan masjid.
Pembangunannya berlangsung sekitar tahun 1763 Miladiyah, cerita yang hidup masyarakat perkembangan Islam maju pesat dibawah kepemimpinan Pangeran Notokusumo (1762-1811).
Panembahan Sumolo yang naik tahta dan bergelar Pangeran Notokusumo I mendirikan banyak bangunan, termasuk Masjid Jami Sumenep.
Jawa-Madura secara budaya memiliki hubungan yang erat, meski terpisah selat namun sesungguhnya Jawa-Madura satu kesatuan.
Kerajaan Majapahit hingga Mataram dan penyebaran Islam di masa Walisongo, menyatukan Jawa-Madura. Ziarah wali, tidak memisahkan antara Jawa-Madura.
Hubungan yang erat keduanya tampak sampai hari ini, pesantren dan kyai Jawa-Madura memiliki guru yang sama sehingga kekerabatan diantara keduanya sangat erat.
Setiap perkembangan yang terjadi di Jawa sejak lama, berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan kemasyarakatan di Madura.
Ampel dan Giri yang menjadi pusat penyebaran Islam di masanya, memberi pengaruh kuat terhadap perkembangan Islam di Madura.
Bangunan masjid banya terpengaruh budaya yang berkembang di tanah Jawa sehingga terjadi campuran dengan berbagai unsur budaya yang ada.
Masjid Jami Madura dan gapura seolah menyongsong setiap jamaah yang datang dengan sambutan selamat datang.
Gapura menampilkan kesan ramah, warna-warna cerah dipadukan dengan kekokohan bangunan sehingga tampil kekar.
Masjid Jami Sumenep tidak jauh dari Kraton Sumenep, bangunan unik yang menjadi daya tarik wisata.
Masjid Jami Sumenep dengan gerbang berhias warna-warna sangat mencolok. Perpaduan warna kuning, hijau, dan putih tampil cantik.
Masyarakat Madura cenderung memilih warna yang lebih berani bila dibandingkan dengan warna di Jawa yang lebih kalem.
Masjid Jami Sumenep sebagaimana arsitektur kota-kota di Jawa terletak di sebelah barat alun-alun. Sedangkan kraton sendiri terletak di timur alun-alun kota.
Letak masjid yang berada di arah mata angin sebelah barat menandakan masyarakat yang religius. Sedangkan letak kraton yang ada di timur menandakan rasa hormat masyarakat pada pemimpin.
Selain itu sebagai lambang keharmonisan hubungan antar sesama manusia.
Masjid Jami Sumenep tercatat sebagai salah satu masjid tertua di Indonesia.
Pembangunannya dimulai tak lama setelah bangunan Kraton Sumenep. Inisiatif pendirian masjid dilakukan Panembahan Somala sekitar tahun 1779 dan selesai tahun 1787.
Ciri arsitekturnya mendapat pengaruh dari Jawa, Eropa, dan Cina. Arsiteknya orang yang sama dengan Kraton Sumenep, Lauw Piango. Masjid dibangun untuk melengkapi kraton, yaitu sebagai tempat ibadah untuk keluarga kraton.