MANGUPURA,Koranpelita.com
Pandemi Covid-19 telah meluluhlantakan hampir di semua sektor perekonomian dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menjadi sektor yang paling terdampak. Untuk itu pemerintah mencoba memberi stimulus, untuk membangkitkan kembali perekonomian melalui dua sektor tersebut.
Mendorong bangkitnya pariwisata Indonesia dan UKM, Kemenparekraf pun terus melakukan peninjauan dan mencoba memberi stimulus berupa Bantuan Insentif, Beli Produk Lokal dan pencanangan Work From Bali.
“Kami sangat mengapresiasi CV Suasty yang dikelola oleh Ibu Kadek. Meski terdampak pandemi, CV Suasty ini masih tetap bertahan meski ada beberapa pengurangan karyawan, namun UKM ini tetap operasional. Bahkan, CV Suasty terus berupaya menawarkan produknya di pasar internasional,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno saat melakukan peninjauan tahap akhir dibukanya kembali jalur wisata mancanegara di Bali, Jumat (10/06/2021).
Menurut Sandiaga, bantuan insentif untuk UKM akan merujuk pada tingkat keseriusan UKM untuk mengelola usahanya. “Kita akan lihat UKM-UKM mana yang memang perlu diberikan insentif, agar program ini menjadi tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu, ” ujarnya .
Selain insentif, pemerintah akan mengajak masyarakat untuk mencintai produk lokal, dan meningkatkan daya beli masyarakat. “Untuk program Work From Bali (WFB), kami akan mendorong sektor pariwisata Bali agar kembali ramai dengan tetap pada koridor Travel Corridor Arrangement (TCA). Yakni dengan menerapkan protokol kesehatan, melakukan vaksinasi, swab tes dan PCR bagi turis mancanegara,” paparnya.
Sandiaga berharap dengan dibukanya kembali jalur wisata mancanegara di Bali, akan membantu para UKM di wilayah tersebut akan kembali hidup. “Kita upayakan yang terbaik. Bawalah ROJADI (Rombongan Jadi Beli) bukan ROHALI (Rombongan Hanya Lihat-Lihat),” kata Sandiaga.
Dalam kunjungan kerjanya ke Bali
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno juga melakukan dialog interaktif dengan para pelaku UMKM di Bali.
Iapun mendengar masukan dan kendala yang dihadapi para pelaku UMKM selama pandemi. Pelaku UMKM tersebut diantaranya CV Suasty, CV Digital Vision Global, Jegeg Bagus Butik, Koming Guest House, Caremuz, Rai Shoes, Blumbung Furniture, Calista, Dwi Leather, dan Bali Farm Direct.
Salah satu pelaku UMKM CV Suasty mengungkapkan pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi pendapatan mereka. Sebelum pandemi Covid-19, CV Suasty memiliki 15 karyawan namun setelah pandemi berkurang menjadi 7 karyawan.
Akan tetapi, dimasa pandemi ini pelaku UMKM CV Suasty tetap semangat menghasilkan produk sepatu dan tas yang berkualitas. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Trias dan Ibu Kadek karena CV Suasty ini berhasil bertahan di tengah pandemi dan melambatnya ekonomi. Seperti kita ketahui Bali mengalami kontraksi paling terdalam dari 34 provinsi, tapi CV Suasty ini masih bisa bertahan dari 15 karyawan sekarang tinggal 7 karyawan. Meskipun demikian mereka tetap semangat mengirimkan sampel-sampel produk ke luar negeri,” kata Menparekraf.
CV Suasty sendiri, didirikan sejak 1 Agustus 2015, bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan tas, dompet, ikat pinggang, dan aksesoris yang terbuat dari kulit ular cobra, ular phyton, sapi, kambing, domba, pari, dan biawak. Pangsa pasarnya pun berasal dari mancanegara, seperti Prancis, Singapura, Australia, Amerika, hingga Inggris.
Sementara itu, pelaku UMKM Jegeg Bagus Butik yang bergerak di bidang fesyen khususnya kain tradisional, yang memiliki kendala yang dihadapi berkaitan dengan pemasaran produk yang belum meluas.
Sedangkan pelaku UMKM Blumbungan Furnitur, akses permodalan menjadi salah satu utama yang dihadapi, dikarenakan harga kayu yang terus naik hampir tiap 2 hingga 3 bulan sekali, serta dari sisi promosi juga belum kuat.
Menparekraf Sandiaga Uno pun merespon kendala tersebut dengan menjelaskan bahwa para pelaku UMKM bisa memanfaatkan program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) yang dianggarkan Rp60 miliar.
Ada dua kategori dalam BIP ini yaitu BIP Reguler dengan maksimal bantuan yang diberikan sebesar Rp200 juta dan BIP Jaring Pengaman Usaha (JPU) dengan maksimal bantuan yang diberikan sebesar Rp20 juta perpenerima.
Selain itu, ada program Beli Kreatif Lokal yang diharapkan mampu membuka akses pasar kepada wisatawan nusantara melalui digitalisasi.
Jadi, Menparekraf berharap melalui pemanfaatan program Beli Kreatif Lokal akan meningkatkan minat terhadap produk ekonomi kreatif lokal.
Ketiga program Work From Bali, karena program ini bukan hanya meningkatkan tingkat keterhunian hotel tapi juga 70 persen dari kegiatan WFB ini adalah untuk menopang para pelaku ekonomi kreatif.
“Saya berharap produk-produk ekonomi kreatif yang dihasilkan oleh pelaku UMKM kita ini bisa membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, seluas-luasnya. Itu semangat kita agar kebijakan pemerintah dapat tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu untuk masyarakat yang betul-betul membutuhkan yaitu UMKM yang sedang menghadapi tekanan yang luar biasa,” kata Sandiaga Uno. (Vin)