Oleh : Sudadi
Di tengah hiruk-pikuk politik dan derasnya arus kepentingan, suara dari barisan veteran, purnawirawan TNI-Polri, dan pejuang sipil kembali terdengar—tegas, jernih, dan bermartabat. Mereka bukan sekadar menyampaikan dukungan kepada Presiden Prabowo Subianto dalam upaya memberantas korupsi, tetapi menyuarakan panggilan moral bangsa. Sebuah sikap yang lahir dari nurani yang telah ditempa oleh pengorbanan dan pengalaman panjang dalam menjaga kehormatan tanah air.
Bagi para pejuang sejati, korupsi bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi pengkhianatan terhadap nilai perjuangan. Mereka tahu betul, darah dan air mata yang tumpah di masa lalu bukan untuk melahirkan bangsa yang lemah oleh keserakahan. Maka ketika LVRI, purnawirawan TNI-Polri, dan pejuang sipil berdiri satu suara mendukung pemberantasan korupsi, itu bukan sekadar pernyataan politik—melainkan panggilan hati untuk menyelamatkan masa depan bangsa.
Sikap moral ini adalah bentuk dukungan yang elegan. Tidak dengan teriakan atau demonstrasi, tetapi dengan keteguhan dan kebijaksanaan yang lahir dari pengalaman hidup. Dukungan moral seperti inilah yang memberi kekuatan batin kepada Presiden untuk tetap tegak di tengah badai. Karena di balik setiap langkah berani melawan korupsi, selalu ada risiko, tekanan, dan godaan yang bisa menggoyahkan.
Namun, suara dari para pejuang itu akan menggema—sebagai suara yang lantang dan menantang bagi para pelaku korupsi. Mereka tidak berbicara untuk mencari sorotan, melainkan untuk mengingatkan: bahwa bangsa ini masih memiliki benteng moral yang kokoh, yang tidak bisa dibeli oleh uang atau kekuasaan.
Dalam diri para veteran dan purnawirawan, tersimpan warisan nilai yang tak lekang oleh waktu: kejujuran, kesetiaan, dan tanggung jawab kepada bangsa. Nilai-nilai itulah yang kini mereka wariskan kembali kepada generasi penerus—agar Indonesia tidak kehilangan arah di tengah derasnya arus globalisasi dan pragmatisme.
Karena pada akhirnya, perang melawan korupsi bukan hanya tugas pemerintah, melainkan perjuangan seluruh anak bangsa. Dan ketika barisan pejuang masa lalu bersuara, itu bukan sekadar nostalgia perjuangan lama—melainkan panggilan baru untuk menjaga Indonesia tetap berdiri di atas kebenaran dan keadilan.(*)
 www.koranpelita.com Jernih, Mencintai Indonesia
www.koranpelita.com Jernih, Mencintai Indonesia
				 
			 
		 
						
					 
						
					 
						
					 
					
				