Grobogan,KORANPELITA.Com– Dua wanita paruh baya berdiri tepat di pintu gerbang lokasi pengungsian banjir Grobogan di Desa Ringin Kidul. Keduanya nampak gusar. Sesekali menoleh ke kanan kiri seperti mencari yang ditunggu. Mereka adalah Taryamah (61) dan Nani (60).
Di belakang keduanya, puluhan warga melakukan hal yang sama karena tahu Gubernur Ahmad Luthfi, akan singgah di lokasi pengungsian Gereja Kristen Jawa Tempurung Ringin Kidul, Kecamatan Gubug.
Sebagian besar warga Ringin Kidul RT 4 dan RW 1 itu, menanti kedatangan orang yang mereka sebut sebagai “Bapak”. Benar saja, saat mobil H-1 yang dikendarai Ahmad Luthfi tiba, mereka langsung berkerumun di dekat pintu. Jabat tangan, pelukan hingga tangis pun tumpah dari pengungsi pada Ahmad Luthfi.
“Saya terharu, Pak Gubernur datang. Kami senang sekali rasanya,” kata Nani yang mengungkapkan perasaannya, Selasa 11 Maret 2025.
Bersama Taryanah, ia mengaku sudah terkena banjir sampai empat kali di tahun ini. Air menggenangi rumahnya hingga setinggi dada orang dewasa. Semua pakaian dan perkakas rumah tangga terendam. Mereka tak sempat menyelamatkan harta bendanya karena luapan air begitu cepat dan masuk rumah sejak Minggu 9 Maret 2025 lalu.
Melihat kondisi pengungsi, bapak tiga anak itu paham dan langsung menenangkan. Tanya jawab pun dimulai dan warga menyambut antusias.
“Logistike kurang nopo mboten? Ada yang sakit atau tidak?” Tanya Ahmad Luthfi dengan nada pelan di lokasi pengungsian yang menampung 88 jiwa tersebut.
Pengungsian Disediakan Posko Layanan Kesehatan
Gubernur hasil Pilkada 2024 itu memastikan, kebutuhan pokok para pengungsi wajib tercukupi. Mulai dari makanan, alas tidur hingga urusan kesehatan. Di lokasi pengungsian juga disediakan posko layanan kesehatan serta dapur umum mengingat cukup banyak lansia.
Tak hanya satu titik lokasi pengungsian saja yang dikunjungi Ahmad Luthfi hari ini. Ia juga mengunjungi Masjid Baitul Makmur yang jaraknya tak jauh dari gereja. Total ada 117 jiwa yang tinggal di sana. Bedanya, masjid ini dikelilingi genangan air dengan ketinggian sekitar 1 meter.
Di lokasi ini, Ahmad Luthfi juga membagikan bantuan sembako hingga mainan untuk anak-anak. Seperti bola, brik, robot hingga boneka. Salah satu anak bernama Fikri mengaku senang karena sudah bosan tinggal di pengungsian.
“Senang dapat mainan. Di sini bosan,” katanya.
Satu lagi lokasi pengungsian yang dikunjungi adalah Balai Desa Baturagung, Gubug. Setidaknya ada 14 kepala keluarga yang tinggal sementara. Lokasi ini juga sudah dilengkapi dengan dapur umum.
Pada wartawan, Ahmad Luthfi mengatakan, kedatangannya dengan dua tujuan. Pertama, memastikan kondisi pengungsi baik dan tak kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan pokok. Kedua, ia juga mengecek tanggul Sungai Tuntang yang jebol guna melakukan penanganan secepatnya.
“Pastikan pengungsi tak kekurangan dan cek tanggul agar segera ada solusi cepat,” ujarnya.
Banjir Grobogan akibat tanggul sungai jebol ini melanda 6 kecamatan dan 21 desa, yaitu Kecamatan Kedungjati, Toroh, Purwodadi, Tawangharjo, Gubug, Tegowanu. Jumlah total warga terdampak sekitar 4.271 KK, sebanyak 145 KK di antaranya yang merupakan warga Dusun Mintreng Desa Baturagung. (*)