Jakarta, Koranpelita.com
Tokoh perempuan, pengusaha, motivator sekaligus tokoh pendidikan Dewi Motik Pramono (Demono) menyerahan arsip pribadinya ke lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Penyerahan arsip pribadinya tersebut dimaksudnya untuk memotivasi pergerakan perempuan di Indonesia.
“Saya percaya, sejarah itu tidak bisa diulangi lagi dan itu akan diarsipkan sebagai masa depan bangsa kita, maka, semua pekerjaan kita yang baik, sebaiknya didokumentasi. Jadi, niat saya di sini, mari kita semua kaum wanita Indonesia yang mempunyai nilai dari apa yang dikerjakan, kita arsipkan sehingga semua orang bisa tahu,” kata Dewi Motik di sela sela penyerahan arsip pribadi yang dilakukan langsung oleh Dewi Motik kepada Pelaksana Tugas Kepala ANRI Imam Gunarto bersamaan digelarnya peringatan Hari Ibu ke-96 tahun 2024 pada Senin (23/12/2024).
Dewi Motik juga tegaskan pentingnya perempuan sadar akan pentingnya arsip sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari untuk didokumentasikan sebagai sejarah yang bisa menjadi pembelajaran bagi generasi masa depan bangsa.
“Dokumentasi itu sangat penting, dan perlu diarsipkan, dibuat menjadi sejarah negara kita. Kebetulan, saya dari kecil selalu mendokumentasikan apapun, surat cinta saya saja, diary (buku harian), saya ngomong sama Allah, saya tulis di dalam diary saya, jadi, dari tahun ke tahun diary saya itu penuh dengan cerita-cerita,” ujarnya.
Arsip pribadi Demono yang diserahkan ke ANRI berupa kumpulan dokumentasi dengan 14 kategori yang menceritakan perjalanan kariernya, dimulai pada ajang pemilihan Abang None Djakarta tahun 1968, sebagai Top Model tahun 1974, sebagai pendiri Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia tahun 1976, Puteri Ayu tahun 1981–1984, dan Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) periode 2009 hingga 2014.
Selain itu, arsip yang diserahkan tersebut juga mencatat pengalaman Dewi sebagai pendiri sekolah TK dan SD Ar-Rahman Motik tahun 1985, pendiri dan pengelola Lembaga Pendidikan Keterampilan dan Kewirausahaan (LPKK) Demono tahun 1989, sebagai pelukis dan pendidik dari tahun 1992 hingga tahun 2000, serta sebagai penulis sembilan buku termasuk yang berjudul “75 Inspirasi Dewi Motik Pramono”, juga kategori Demono bersama tokoh negara, tokoh global, dan Presiden RI.
“Terima kasih kepada Ibu Dewi Motik yang sudah menyerahkan arsip pribadinya, arsip perjalanan hidup beliau yang akan terpatrikan sebagai sejarah yang akan dibaca terus dari generasi ke generasi oleh karena itu kami mengundang dan memohon untuk para tokoh-tokoh Indonesia, tokoh-tokoh wanita Indonesia untuk mengikuti jejak Ibu Dewi Motik menyerahkan Arsipnya ke ANRI nanti anak cucu kita bisa belajar bisa memperoleh inspirasi yang mendalam tentang kehebatan para tokoh-tokoh wanita Indonesia,” kata Pelaksana Tugas Kepala ANRI Imam Gunarto saat menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Dewi Motik. Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan MoU antara ANRI dengan Komnas Perempuan terkait anti kekerasan terhadap perempuan.
Diakui Imam, kesadaran masyarakat termasuk para tokoh dan pejuang perempuan untuk menyerahkan arsip pribadinya ke ANRI masih rendah. Kondisi tersebut berbeda dengan di Eropa dimana banyak tokoh yang secara sukarela menyerahkan arsip pribadinya ke negara sebagai bentuk donasi untuk menjadi bahan pembelajaran, catatatan sejarah dan sumber inspirasi generasi berikutnya.
Karena itu, ANRI berharap dukungan dari semua pihak untuk bersama-samaa mensosialisasikan pentingnya menyimpan arsip di lembaga negara seperti ANRI. “Kalau gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, maka manusia mati meninggalkan nama,” tegasnya.
Untuk menyimpan rekaman kinerja, tentu seseorang memiliki keterbatasan, maksimal bisa berusia 100 tahun. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mengabadikan nama adalah arsip. “Kami mengundang semua tokoh perempuan bersedia menyerahkan arsip pribadinya kepada ANRI. Kami akan menjaganya selama Indonesia ada,” ujar Imam.
Melalui arsip yang tersimpan di ANRI, generasi muda bisa belajar, memperoleh informasi yang mendalam tentang kehebatan para tokoh perempuan Indonesia. (Vin)