NAMANYA Atsuko Shima berkewarganegaraan Jepang, Atsuko Shima termasuk murid privat penulis buku tentang Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), Delfina Y Djamaluddin yang memiliki karakter dan kesan tersendiri.
“Atsuka Shima sangat santun dan tekun,” tutur Delfina Y Djamaluddin mengisahkan pengalamannya di depan khalayak pada Jumat (13/12/2024).
Saking santunnya, terang Delfina pada momen peluncuran buku karyanya, Tutor BIPA Itu Unik!, Atsuko Shima, selalu memberi penghormatan kepadanya dengan membungkukkan badan hingga 90 derajat.
Padahal, lanjut Delfina di Gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Atsuko Shima adalah keturunan pemilik Bank of Tokyo.” Atsuko Shima adalah big boss yang belajar BIPA secara privat kepada saya pada 2006,” kata Delfina Y Djamaluddin.
Kata Delfina, orang Jepang, sama halnya dengan Atsuko Shima, kesulitan mengucapkan huruf L.
Di halaman 37 buku pertamanya itu, Delfina mengatakan, orang Jepang melafalkan kata dalam bahasa Inggris “black” menjadi “burekku”.”Itu tadi, karena orang Jepang kesulitan mengucapkan L,” tutur Delfina.
#BahasaIndonesiaMendunia
Peluncuran buku ini mengusung semangat dengan tagline dalam tanda pagar atau tagar #BahasaIndonesiaMendunia.
Dalam kesempatan ini, salah satu pembicara, Prof Hendrajit berpandangan bahwa bahasa Indonesia berpotensi besar menjadi salah satu bahasa resmi yang dipakai dalam percakapan internasional.
Dr. Felicia Nuradi Utorodewo, S.S, M.Si yang juga Penasihat APPBIPA serta RS Nunung Nuryanti, S.S, M.Pd., Pengajar BIPA Universitas Indonesia, menuliskan masing-masing kata pengantar pada buku bersampul dominasi warna biru ini.
Dr Felicia juga menjadi salah satu pembicara pada peluncuran buku ini.
Lebih lanjut, Delfina, lulusan Fakultas Sastra Universitas Indonesia Program Studi Sastra Indonesia (sekarang FIB) tahun 1994 menerangkan bahwa Bahasa Indonesia mendunia adalah keniscayaan lantaran jumlah penuturnya yang terbilang banyak.
Dari kiri kanan: pakar politik Prof. Hendrajit, penulis Delfina Y Djamaluddin, dan Dr. Felicia Utorodewo, pada peluncuran buku karya Delfina, Tutor BIPA Itu Unik! di Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta, Jumat (13/12/2024). (dok. ist)
Tercatat, seturut detik Edu (2023), penutur bahasa Indonesia ada 200 juta.
- Posisi tertinggi adalah penutur bahasa Inggris di angka 1,452 miliar.
- Di bawahnya, tercatat 1,1 miliar penutur bahasa Mandarin.
- Sedikit di atas bahasa Indonesia adalah 223 juta penutur bahasa Portugis.
“Di dalam buku ini, saya menceritakan 30 tahun pengalaman saya mengajarkan atau menjadi tutor BIPA,” tutur Delfina. Buku setebal xix + 270 halaman ini terdiri dari 9 bab.
Istilah BIPA, sementara itu, diolah sejak 1984
BIPA menjadi salah satu program Pemerintah Republik Indonesia untuk menginternasionalkan bahasa Indonesia.
Kolaborasi
Sementara itu, lanjut Delfina, cetakan pertama buku Tutor BIPA Itu Unik! akan dilepas ke pasaran sebanyak 1.000 eksemplar. Buku ini secara daring dapat diperoleh melalui https://wa.link/tcbjn4.
Kemudian, kegiatan peluncuran buku Tutor BIPA Itu Unik! merupakan kolaborasi dengan Tim Alstars85.
“Alstars85 adalah kependekan dari Persaudaraan Alumni SMP Tarakanita 1 Lulus 1985,” kata Ketua Tim Alstars85 Josephus Primus.
Selain Josephus Primus, Tim Alstars85 juga beranggotakan penulis Christie Damayanti.
Christie Damayanti adalah penyandang disabilitas yang berprofesi sebagai arsitek.
Christie Damayanti, blogger pada Kompasiana.com, sejak 2012 sudah menerbitkan 76 judul buku bertemakan tentang stroke, kuliner hingga arsitektur ramah disabilitas.
Buku pertama Christie Damayanti berjudul Ketika Tuhan Mengizinkan Aku Sakit.
Lantas, yang juga masuk dalam Tim Alstars85 adalah Rusfinni Wiratmadja, Maria Octaviani, Yuddy Setiadi, Brigita Wahyu Suryandari, dan Michaela Primastuti.
Dua nama yang disebutkan belakangan adalah pembeli batch pertama Tutor BIPA Itu Unik!. (Vin/AL)