DESKRIPSI:
Judul Buku: Syekh Harun, Murid Terakhir Syekh Ahmad Khatib
Penulis: Irwan
Editor: Isyhad Ma’ruf Utomo
Editor Bahasa: Diah Anri Purwati
Penata Foto: DAP
Cover/Penata Letak: Ian Rusdianto
ISBN: Masih Dalam Proses
Ukuran Buku: 21X14
Tebal Buku: 300 Halaman
SINOPSIS:
Buku ini, berkisah tentang perjalanan hidup Syekh Harun Toboh atau lengkapnya Sykeh Harun al Rasydy at Tobohi al Pariamani. Ulama Sumatera Barat di era sebelum kemerdekaan ini, ikut mewarnai gairah pertumbuhan pendidikan modern di Minangkabau. Sejumlah sekolah didirikan, mengikuti trend berdirinya thawalib di Sumatera Barat.
Meski ikut mendirikan dan mengajar di sejumlah sekolah yang bersifat klasikal, Syekh Harun tetap mengelola surau yang identik sekadar tempat mengaji. Salah satu surau yang hingga kini masih berdiri, bahkan menjadi cagar budaya adalah Surau Lubuk Bauk, Batipuh, Tanah Datar. Suasana di sekitar surau inilah, yang disebut-sebut sebagai latar belakang novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, karya legendaris Buya Hamka.
Lewat novel yang bersetting di Batipuh itu pula, Hamka dianggap sebagai murid Syekh Harun. Padahal kenyataannya, Hamka hanya sekali ke Surau Lubuk Bauk, diajak ayahnya, Haji Rasul, yang diundang untuk berceramah oleh Syekh Harun di Batipuh.(*)