Surabaya, koranpelita.com
Komandan Kodiklatal (Dankodiklatal) Letjen TNI Marinir Nur Alamsyah mengikuti Focus Group Discussion (FGD) secara Video Conference (Vicon) di Puskodal Mako Kodiklatal Surabaya, Rabu (25/09/2024).
Dalam kegiatan tersebut, Dankodiklatal didampingi, Dirdik Brigjen TNI Marinir Fransisco Simanjorang, Dankodikmar Brigjen TNI Marinir Samson Sitohang, Danpuslatlekdalsen serta Wadan Kodikopsla Kodiklatal.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, dalam Keynote Speechnya pada pembukaan FGD “Autonomous Warfare for Revolution Maritime Operation Affair”, menekankan pentingnya penerapan autonomous warfare (perang otonom) untuk menghadapi tantangan operasi maritim di masa depan.
Kegiatan FGD yang terpusat di Mabesal ini, Kasal lebih jauh menyampaikan bahwa letak geografis Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia, menjadikan wilayah Nusantara rentan terhadap berbagai gangguan keamanan maritim. “Potensi eskalasi pecahnya perang terbuka di Laut China Selatan, maupun berbagai ancaman keamanan maritim di wilayah perairan Indonesia dan yurisdiksi nasional, menunjukkan kompleksitas tantangan yang harus dihadapi TNI Angkatan Laut,” tegasnya.
Kasal juga menekankan bahwa perkembangan teknologi yang semakin pesat telah mendorong terjadinya revolusi peperangan modern. Salah satunya adalah munculnya konsep “Autonomous Warfare” yang mengacu pada penggunaan teknologi modern seperti kapal atau pesawat tanpa awak dan Artificial Intelligence. “Teknologi ini dapat mempercepat reaksi terhadap ancaman, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengurangi risiko bagi personel,” ungkapnya
FGD ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru kepada para peserta mengenai perkembangan teknologi otonom saat ini, pengaruhnya terhadap peperangan, serta dampaknya terhadap kehidupan umat manusia. “Saya berharap seluruh peserta dapat berpartisipasi secara aktif untuk menyumbangkan pemikiran dan ide yang konstruktif dalam rangka menghasilkan solusi-solusi optimal pemanfaatan Autonomous Technology bagi perkembangan masa depan pertahanan maritim di Indonesia,” ujar Pati berbintang empat tersebut.
FGD “Autonomous Warfare for Revolution Maritime Operation Affair” diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesiapan TNI Angkatan Laut dalam menghadapi tantangan operasi maritim di masa depan dan memperkuat pertahanan maritim Indonesia.(ay)