MUI Kota Bekasi : Menyentuh Masyarakat melalui program RPKM

Bekasi, Koranpelita.com – (Majelis Ulama Indonesia) MUI Kota Bekasi melangsungkan pelatihan bersama Komisi Hukum dan perundang-undangan bekerjasama dengan Komisi Pemberdayaan Perempuan Remaja dan Keluarga (Relawan Pendamping Keluarga Maslahah) RPKM pada tanggal 21-22 September 2024. Bertempat di Asrama Haji Kota Bekasi, Sabtu (21/9).

Program ini sudah berjalan tahun lalu pada angkatan pertama menjaring sebanyak 70 peserta dari 12 Kecamatan yang ada di Kota Bekasi, angkatan pertama dilaksanakan pada tahun 2023 lalu. Adapun angkatan kedua, peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut, sebanyak 40 peserta mewakili setiap kecamatan.

KH. Ayi Nurdin, S.H.I., M.H selaku Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Bekasi menyampaikan dalam sambutannya. “Dari perwakilan unsur ormas, latar belakang peserta variatif pekerjaannya. Kegiatan ini merupakan  bagian dari implementasi prinsip MUI dalam menjalankan tugasnya Irsyadiyah dimana MUI mengajak ummat kepada kebaikan melaksanakan (amar ma’ruf nahi mungkar), Istijabiyah memberikan jawaban positif dan responsif terhadap setiap permasalahan yang dihadapi masyarakat dan prinsip Ta’awuniyah, tolong menolong dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa”.

Kegiatan tersebut didasari dengan kondisi masyarakat bekasi yang mayoritas islam, dimana angka perceraian dari tahun ke tahun terus meningkat dan pada saat yang sama perlu adanya ikhtiar sesungguhnya yang kuat dari steakholder termasuk di dalamnya MUI untuk melakukan upaya meminimalisir persoalan itu. Lanjutnya.

Pada saat yang sama, data-data yang kita miliki berdasarkan penelitian pihak-pihak terkait bahwa variabel yang menjadi sebab angka perceraian semakin tinggi itu lebih karena faktor minimnya litetasi dan pengetahuan terkait dengan pernikahan itu dalam segala sisinya, misal persoalan hak dan kewajiban dan lain sebagainya.

Sehingga tidak jarang orang, ketika bercerai itu didasarkan pada kasus-kasus atau peristiwa-peristiwa sesungguhnya masalahnya itu bisa, tetapi karena keterbatasan dalam persoalan litetasi menjadi seolah-olah masalahnya menjadi besar. Akibatnya terjadilah sebuah perceraian diantara mereka.

Kami hadir disitu, melalui pelatihan ini dengan melahirkan para relawan untuk memberikan pendampingan terhadap masyarakat yang ada diposisi itu ketika masalahnya masih bisa diantisipasi karena persoalaan literasi, ya kita mediasi dan kita berikan pemahaman bagaimana dia seorang pemimpin bisa melewati persoalan tersebut. Tegasnya.

Ditempat yang sama Ayi Nurdin menyampaikan kepada relawan yang sudah dibentuk dan sudah diikutsertakan dalam pelatihan untuk nanti setidak-tidaknya menjadi orang yang bisa memberikan kontribusi di lingkungannya masing-masing.

“Baik di lingkungan kecamatan, baik di ruang lingkip dia berkiprah, atau bergabung bersama MUI untuk memperkuat program yang selama ini telah berjalan di MUI”. Ia menambahakan dalam sambutanya.

Dalam bentuk kongkritnya kepada masyarakat Kota Bekasi, MUI tingkat Kota setiap minggu pada hari Jum’at itu ada waktu untuk konsultasi bahkan mendiasi kepada masyarakat yang mengalami persoalan. Dan relawan ini  boleh saja nanti menjadi bagian dari orang yang ketika di lingkungannya sendiri atau di masyarakat dia tidak cukup punya kapasitas untuk bisa menanganinya sendiri pada hari jum’at bisa dibawa ke kantor MUI Kota Bekasi untuk kita tangani lebih dalam.(Cad).

About isyhad

Check Also

Pj Gubernur Jateng Komitmen Bangun Pemerintahan Berintegritas dan Antikorupsi

SURAKARTA,KORANPELITA – Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana berkomitmen membangun pemerintahan yang berintegritas dan antikorupsi. …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca