Oleh : Nia Samsihono
Pengelolaan air minum di Indonesia merupakan salah satu isu penting yang memengaruhi kehidupan jutaan penduduk di seluruh Nusantara. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki tantangan yang kompleks dalam penyediaan air bersih dan layak konsumsi, terutama untuk daerah-daerah terpencil, perdesaan, dan wilayah yang belum berkembang. Ketersediaan air bersih yang aman untuk diminum menjadi sangat vital mengingat pertumbuhan populasi yang terus meningkat serta dampak perubahan iklim yang memperburuk situasi air di berbagai wilayah.
Air minum dalam kemasan (AMDK), terutama air mineral botol, telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi banyak masyarakat Indonesia, terutama di perkotaan. Meskipun air mineral botol dianggap praktis dan aman, banyak orang mengeluhkan harganya yang terus meningkat. Kenaikan harga ini menimbulkan pertanyaan: mengapa air minum yang seharusnya menjadi kebutuhan dasar justru dijual dengan harga yang relatif mahal?
Pemerintah Indonesia memberlakukan berbagai regulasi dan pajak terhadap industri air minum dalam kemasan. Pengenaan pajak, retribusi, serta biaya perizinan terhadap perusahaan pengolahan air dapat berdampak langsung pada harga produk di pasaran. Harga air minum dalam kemasan yang tinggi dapat menjadi beban bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Meskipun air minum merupakan kebutuhan dasar, tingginya harga membuat banyak orang terpaksa mencari alternatif yang lebih murah, seperti mengonsumsi air dari sumber yang kurang aman, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Pengelolaan air minum untuk rakyat di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan infrastruktur, pencemaran, hingga ketidakmerataan akses. Peningkatan akses terhadap air bersih tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan bangsa secara keseluruhan.
Pemerintah Indonesia seharusnya lebih serius menangani masalah air minum. Pengelolaan air minum di negara Jepang dapat dijadikan salah satu contoh keberhasilan pengelolaan sumber daya air di dunia. Negara ini terkenal memiliki sistem pengelolaan air yang sangat baik, sehingga masyarakatnya dapat menikmati air bersih dengan kualitas yang tinggi langsung dari keran tidak perlu lagi menggunakan atau membeli galon air minum kemasan.
Di Jepang, kualitas air keran sangat tinggi dan aman untuk dikonsumsi. Hal ini tercapai berkat standar pengolahan air yang ketat dan infrastruktur yang maju. Setiap daerah memiliki instalasi pengolahan air yang modern dan menggunakan teknologi canggih untuk memastikan bahwa air yang dipasok ke rumah-rumah bebas dari kontaminasi. Air dari sumber alami seperti sungai, danau, dan mata air bawah tanah diolah melalui beberapa tahap, termasuk penyaringan dan disinfeksi dengan klorin atau teknologi UV. Selain itu, pemerintah Jepang juga melakukan pengawasan secara ketat dan rutin terhadap kualitas air di berbagai daerah untuk memastikan kualitas air tetap sesuai standar nasional.
Penyediaan Air Minum Jepang Didukung Infrastruktur Baik
Sistem penyediaan air minum di Jepang didukung oleh infrastruktur yang sangat baik. Jaringan pipa yang terhubung ke setiap rumah tangga, gedung perkantoran, dan fasilitas umum dikelola dengan sangat baik. Infrastruktur ini dibangun dengan memperhatikan efisiensi distribusi air serta mengurangi risiko. Jepang memiliki tingkat kebocoran pipa yang sangat rendah dibandingkan negara lain, sehingga mampu menjaga pasokan air secara optimal.
Pemerintah Jepang juga melakukan investasi besar dalam pemeliharaan infrastruktur air. Setiap tahun, sebagian anggaran dialokasikan untuk memastikan pipa-pipa distribusi, instalasi pengolahan air, dan pompa-pompa tetap berfungsi dengan baik. Selain itu, teknologi desalinasi air laut dan daur ulang air juga dikembangkan di beberapa wilayah di Jepang. Mengingat Jepang adalah negara kepulauan yang sering menghadapi risiko bencana alam, teknologi ini sangat membantu dalam memastikan ketersediaan air bersih bahkan di situasi darurat. Kesadaran masyarakat Jepang akan pentingnya air bersih sangat tinggi.
Masyarakat Jepang terbiasa menggunakan air dengan bijak dan melakukan penghematan air dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah juga gencar melakukan kampanye pentingnya menjaga kebersihan sumber air dan penggunaan air secara efisien. Selain itu, partisipasi masyarakat juga terlihat dalam pengelolaan air bersih di tingkat lokal. Beberapa komunitas bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam pemeliharaan sumber-sumber air alami, serta dalam menjaga kebersihan lingkungan yang berdampak pada kualitas air minum.
Mengapa Indonesia tidak dapat meniru Jepang dalam pengelolaan air minum? Bukankah para pejabat di seluruh Indonesia sudah banyak melakukan studi banding ke Jepang? Ataukah Ini karena pemerintah Indonesua tidak tegas memikirkan kehidupan masyarakatnya?
Air minum adalah kebutuhan dasar manusia yang harus tersedia dengan kualitas dan kuantitas yang memadai untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Ketersediaan air bersih akan menjadi indikator penting dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya tujuan keenam yang berfokus pada air bersih dan sanitasi yang layak bagi semua.
Dalam hal ini, pemerintah Indonesia seharusnya memiliki peran strategis dalam memastikan air minum yang aman dan terjangkau dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah memiliki kebijakan mencakup berbagai aspek seperti perlindungan sumber daya air, distribusi, pengolahan air, hingga penetapan tarif yang terjangkau. Hal itu diperkuat adanya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air yang menjadi landasan hukum pengelolaan air, menekankan pentingnya air sebagai hak dasar bagi setiap warga negara.
Minuman air putih kemasan semakin mahal. Namun pemerintah membiarkan rakyat membelinya menghabiskan dana yang seharusnya dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Kapankah pemerintah memikirkan rakyatnya? Kapankah air minum murah.(*)
Nia Samsihono adalah Ketua Umum Satupena DKI Jakarta. Kini bertugas di Sendai, Jepang