DEMAK,KORANPELITA – Tim Terpadu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Pembayaran Dana Kerohiman pada Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan, dalam rangka Penyediaan Tanah untuk Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 (Kaligawe-Sayung) Tahap II. Kegiatan itu berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Selasa (27/8/2024).
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jateng, Arief Djatmiko mengatakan, kegiatan itu merupakan pemberian Dana Kerohiman tahap II pada penanganan dampak sosial kemasyarakatan, dalam rangka penyediaan tanah untuk pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 (Kaligawe-Sayung). Setelah tahap I selesai dilakukan 15-16 Desember 2023 lalu.
“Ini (pemberian Dana Kerohiman) tahap II, yang secara keseluruhan hampir selesai. Dua hari ini, kira-kira kita akan menyerahkan 103 bidang lahan kepada masyarakat terdampak,” kata Arief, saat menghadiri kegiatan di lokasi.
Menurutnya, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah-DIY menyediakan anggaran Dana Kerohiman untuk 103 bidang lahan di Demak dan Semarang sebesar Rp49 miliar. Rinciannya, lahan Semarang hanya satu bidang lahan, dan lainnya 102 bidang lahan adalah lahan di wilayah terdampak di Demak.
Ia menyampaikan, tol tanggul laut, begitu biasa disebut, merupakan salah satu proyek strategis nasional, yang sudah ditetapkan melalui Perpres 79 tahun 2019. Pemprov sangat mendukung proyek itu, terutama untuk aksesibilitas di jalan pantura, dari Semarang ke timur, atau selatan melalui timur.
“Di program ini, kita punya posisi strategis karena terkait dengan pembebasan lahan, penyediaan lahan. Kita sudah mulai di tahun 2016, dan tahun 2024 ini kita ingin selesaikan Seksi 1,” tuturnya.
Pihaknya berterima kasih kepada seluruh pihak terkait, seperti BPN Kanwil Jateng, BPN Semarang, BPN Demak, Biro di Provinsi, Pemkot Semarang, Kementerian PUPR melalui BBPJN Jateng-DIY, Pemkab Demak, hingga pihak kecamatan dan desa.
Bijak Gunakan Dana
Dalam kesempatan itu, Arief mengingatkan kepada penerima Dana Kerohiman agar memanfaatkan dana secara bijak, dan tidak menggunakan uangnya untuk kebutuhan konsumtif semata.
“Tolong dimanfaatkan semaksimal mungkin, jangan untuk barang konsumtif. Kalau tadinya petani, bisa gunakan dana kerohiman untuk beli lahan,” imbaunya.
Nantinya, diharapkan mereka akan lebih produktif atau memanfaatkannya untuk modal unit usaha lain, agar mandiri ke depannya. Yang penting, dana kerohiman tidak habis hanya untuk konsumtif.
Pelaksana Harian (Plh) Asisten Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah, Eni Lestari, mewakili Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyampaikan, keberadaan jalan tol diharapkan bisa mengurangi banjir.
Penerima dana kerohiman asal Desa Purwosari Sayung, Mas’ud, berterima kasih karena diberi Dana Kerohiman. Rencananya, dana yang diterima sekitar Rp400 juta, sebagian akan dimanfaatkan untuk ibadah umrah.
“Rencananya uang untuk umrah. Kalau beli tanah lagi, enggak. Saya sudah tua, untuk umrah saja,” kata pria 60 tahun ini, seusai menerima Dana Kerohiman.
Penerima Dana Kerohiman lain, Sukawi Sutarip menilai, dana kerohiman cukup menguntungkan masyarakat. Mengingat, lahan milik warga memang dibutuhkan pemerintah untuk pembangunan yang akan berdampak pada masyarakat luas, dalam hal ini adalah jalan tol.
“Kita tidak boleh sulit untuk diajak rembukan. Pemerintah juga mau diajak rembukan juga. Sekarang sudah ketemu. Terima kasih pemerintah,” kata mantan Wali Kota Semarang ini.
Ia berharap, jalan tol Semarang-Demak akan segera terealisasi seluruhnya. Biar jalan tidak macet atau arus lalu lintas bisa lancar dan membuat banyak pihak diuntungkan.
Penerima dana kerohiman lain, Fauzi, menyampaikan, kalau lahannya yang kena proyek jalan tol seluas 5000 meter persegi. Selama ini, lahan dimanfaatkan untuk usaha tambak.
“Saat ini, lahannya tenggelam. Terima kasih pemerintah,” ujarnya.
Fauzi juga terlihat menyodorkan sertifikat tanah yang telah rusak akibat dimakan rayap kepada petugas, selama proses pencairan Dana Kerohiman berlangsung. Namun petugas bersedia mencairkan Dana Kerohiman.(sup)