SEMARANG,KORANPELITA – Untuk mengatasi berbagai persoalan masyarakat dan untuk meningkatkan kualitas kehidupan, diperlukan hasil riset. Dengan riset akan didapatkan data-data akurat yang membantu upaya memecahkan persoalan masyarakat. Selain itu, dengan basis riset akan lahir pula inovasi-inovasi untuk mempermudah kehidupan.
Hal itu menjadi salah satu benang merah dalam Seminar Riset Perempuan Berkemajuan yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah, Sabtu (24/8/2024).
Kegiatan yang berlangsung secara daring tersebut mengundang narasumber Plh. Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Jawa Tengah Dr Joko Mulyono SSTP MSi.
Selain itu juga menghadirkan narasumber Ketua LPP PP Aisyiyah Prof Dra Siti Syamsiatun MA PhD, dan Ketua LPP PWA Prof. Dr Sri Haryani MSi.
Ketua Koordinator LPP PWA Jateng, Dr Mufnaety yang membuka kegiatan mengatakan perlunya riset sebagai basis gerakan Aisyiyah.
Sebab, dengan adanya riset akan diketahui persoalan dan kebutuhan masyarakat, karena itu aktivitas gerakan juga akan lebih terukur.
”Berbagai riset sebagai dasar perkembangan ilmu pengetahuan,” kata Mufnaety.
Sedangkan Prof Syamsiatun mengatakan, perlu membudayakan gerakan 5 M yakni membaca, mengkaji, menganalisa, menulis dan mempublikasi.
”Menulis ini juga sangat penting. Banyak aktivitas Aisyiyah yang sudah berusia 107 ini. Jika tidak ditulis akan rentan untuk hilang,” katanya.
Lebih lanjut, ia memotivasi semua anggota LPPA untuk melakukan melakukan riset, kajian dan menuliskannya dalam berbagai bidang.
Sementara itu Kepala Brida Jawa Tengah Dr Joko Mulyono menyebutkan sejumlah fungsi Brida. Lembaga ini antara lain melaksanakan kebijakan, fasilitasi, pembinaan riset dan pengembangan inovasi di daerah.
”Riset perlu dilakukan pada banyak elemen masyarakat. Hal ini karena riset memiliki sejumlah fungsi seperti untuk pengambilan keputusan berbasis data, identifikasi masalah, efisiensi dan efektivitas, hingga mitigasi risiko,” ungkapnya.
Selain riset, katanya, juga dikembangkan inovasi daerah. Untuk masyarakat ada kranova (kreativitas dan inovasi masyarakat) dan penjaringan inovasi masyarakat.
Sejak 2010 sampai 2024, ada sebanyak 2.140 inovasi peserta kranova ini bisa masyarakat, pelajar, mahasiswa dan kelompok inovasi lain. Kreanova ini diharapakan mampu memberi lebih kemanfaatan untuk masyarakat.
”Banyak inovasi-inovasi mulai dari yang sederhana hingga yang canggih untuk kemanfaatan masyarkat,” jelasnya.
Paparan disambut antusias peserta. Dalam diskusi, banyak pertanyaan dari anggota LPP daerah seperti penggunaan tenaga surya sederhana untuk masyarakat, riset-riset kesehatan, dan riset-riset sosial.
Sedangkan Prof Haryani menyampaikan materi tambahan tentang riset-riset yang harus dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Aisyiyah daerah dari 35 kabupaten kota di Jawa Tengah.(*)