Semarang,KORANPELITA.com– Puisi membuat kita makin peka, sehingga lebih menghargai hidup dan kehidupan. Puisi memperkaya batin dan membuat hidup lebih berwarna.
Hal itu dikemukakan oleh Wakil Ketua Satupena Kota Semarang Maya Dewi dalam Peluncuran dan Diskusi Buku “Ning Nang Ning Gung Gong–Mantra sang Pendamba” di Rumah Pohan, Jalan Kepodang 64, Semarang, Minggu, (11/8/ 2024).
Narasumber lain dalam kegiatan tersebut adalah Ketua Satupena Kabupaten Semarang Tirta Nursari dan Mandataris Satupena Kabupaten Grobogan Budi Utomo. Maya Dewi lebih melihat dari sisi unsur ekstrinsik buku antologi puisi tersebut, yaitu biografi para penulis, nilai, dan apresiasi masyarakat.
Menurut Maya, dari sisi biografi para penulis ia melihat bahwa komposisi usia itu lumayan merata. Ada penulis dari Gen X, Gen Y, dan GenZ.
” Ini menarik karena melibatkan mereka dalam satu antologi karena kita bisa bisa mendapat gambaran apa “keresahan” yang khas yang mewarnai tiap generasi yang tertuang dalam bait-bait puisi mereka.”
Selain itu, dengan hadirnya penulis puisi dari adik-adik berkebutuhan khusus semakin menambah kaya ‘insight’ dan daya empati kita akan nuansa emosi atau rasa jiwa yang dialami oleh berbagai insan manusia dari berbagai perspektif.
“Sehingga pada akhirnya, sekali lagi, saya setuju bahwa kegunaan puisi adalah membuat kita makin peka, sehingga bisa menghargai hidup dan kehidupan ini lebih dari sebelumnya,” tandasnya.
Tirta Nursari dan Budi Utomo lebih banyak bercerita mengenai proses penerbitan buku antologi puisi tersebut. Mereka sama-sama mengatakan, jika lahirnya antologi puisi berawal dari iseng saja. Karena waktu itu banyak para anggota Satupena Jawa Tengah mengunggah puisi ke WA grup. Sehingga muncul ide, bagaimana kalau puisi-puisi kita himpun dalam sebuah antologi.
“Di luar dugaan, teman-teman sangat antusias menyambut. Belum ada seminggu sudah puluhan orang yang mendaftar,” ujar Tirta.
Sebelum diskusi, dilakukan peluncuran buku antologi puisi tersebut dari ketua editor Tirta Nursari kepada Ketua Umum Satupena Jawa Tengah Gunoto Saparie, Ketua Umum Satupena DKI Jakarta Nia Samsihono, dan Direktur Rumah Pohan Semarang Sylvie Probowati.(sup)