Oleh : Nia Samsihono
Banyak orang yang menganggap bahwa menulis itu rumit. Padahal jika kita mau memulai belajar menulis, maka ada rasa asyik tersendiri di dalamnya. Menulis itu hal yang unik sekaligus mengasyikkan. Termasuk menulis puisi esai.
Dengan menulis, akan ada sensasi berbeda dibanding hanya sekadar membaca. Jika sudah terbiasa dengan menulis, maka suatu saat pasti ada yang namanya ketagihan laksana main game. Kalimat-kalimat tersebut pernah diungkapkan seseorang di dalam sebuah tulisan. Faktanya, menulis itu memang sangat menyenangkan dan tidak menyiksa.
Satupena DKI Jakarta belum lama ini mencoba mengajak generasi muda berusia maksimal 25 tahun untuk mau menulis karya sastra berupa puisi esai. Para generasi muda itu terdiri atas orang dari berbagai usia, yaitu siswa, mahasiswa, dan pekerja dari berbagai daerah Jakarta dan sekitarnya.
Apa itu puisi esai? Puisi esai adalah ragam karya sastra yang mengandung pesan sosial dan moral melalui kata-kata sederhana dengan pola syair, berupa fakta, fiksi, dan catatan kaki. Puisi esai pada dasarnya adalah cerita pendek atau drama yang dipuisikan, sehingga bentuknya berupa puisi berbabak yang panjang. Pembabakan ini merupakan akibat dari adanya kisah dinamika karakter dan dinamika sebuah kenyataan sosial. Penanda khas dari puisi esai adalah adanya catatan kaki.
Ada 10 remaja berusia 25 tahun ke bawah telah mencoba menulis puisi esai tentang kehidupan yang ada di sekitar mereka dan yang viral di masyarakat. Setiap anak menuliskan 2 puisi esai yang terdiri atas 500 kata. Di dalam bait-bait puisi esai itu terdapat alur cerita yang mengisahkan perjstiwa yang viral di masyarakat. Pada bait-bait puisi esai terdapat konflik yang diceritakan melalui tokoh fiksi yang ditulis oleh para penulis itu.
Keasyikan para penulis muda ini sangat menarik. Tulisan puisi esai mini tidak langsung jadi. Setiap penulis diminta menulis 2 puisi esai. Terciptalah 20 puisi esai dari para muda dari DKI Jakarta dan sekitarnya. Sangat menarik, karena 20 tulisan puisi esai mini itu telah merekam jejak kehidupan pada zamannya. Kesepuluh orang yang menjadi penulis puisi esai itu tidak perlu duduk bersama mendengarkan ocehan atau arahan narasumber tentang bagaimana menulis puisi esai. Cukup melalui WA pemberitahuan bagaimana menulis puisi esai dengan asyik. Berkali-kali tulisan itu dikoreksi hingga mendapatkan format dan bentuk tulisan yang sesusi dengan harapan. Sangat menyenangkan karena ada tantangan yang memikat. Hari pun berkelebat dengan cepatnya.
Satupena DKI Jakarta telah ikut menyumbang tulisan puisi esai kepada masyarakat dari para remaja untuk dapat mengajak generasi muda asyik menulis. Sumbangan yang penting bagi dunia literasi di Indonesia.(*)
Jakarta-Semarang, di kereta malam, 8 Agustus 2024. Nia Samsihono adalah Ketua Umum Satupena DKI Jakarta