SEMARANG,KORANPELITA– Sebagai upaya mengenalkan dunia pertanian modern kepada generasi muda, Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang menggelar acara “Jambore Petani Cilik dan Remaja” yang diselenggarakan di Agro Purwosari, Mijen pada Sabtu (10/8).
Ratusan siswa SD-SMP nampak antusias mengikuti dan belajar tentang pertanian masa depan berbasis teknologi hingga proses pengolahan makanan produk pertanian.
Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan betapa pentingnya mengenalkan profesi petani dengan cara yang lebih relevan dan menarik bagi generasi milenial.
“Hari ini sangat luar biasa karena ada kegiatan yang ingin menumbuhkan cinta untuk menjadi petani. Bagaimana petani-petani ini jangan dibayangkan seperti petani zaman dulu atau kolonial. Namun, adik-adik ini adalah generasi yang sudah memakai teknologi atau modernisasi pertanian,” ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Mbak Ita menekankan, pada jajarannya termasuk para guru bahwa pendidikan terkait pertanian harus dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya melalui acara seperti ini, tetapi juga melalui kolaborasi dengan berbagai pihak secara terus menerus.
“Kita harus memberikan edukasi kepada anak-anak. Edukasi seperti ini jangan sekali saja, harus berkelanjutan. Di masa depan, kita diharapkan bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk BRIN dan BRIDA,” imbuhnya di hadapan para guru dan jajaran OPD yang turut hadir.
Sukses Petani Milenial Sandi Buana Farm
Salah satu contoh inspiratif yang diungkapkan wali kota, yakni kisah sukses petani milenial Sandi Febrianto yang mengembangkan Sandi Buana Farm di kawasan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati, Semarang sejak 2019.
Sandi mengelola lahan hidroponik untuk budidaya selada di Gunungpati, dan telah berhasil membuktikan bahwa menjadi petani modern dapat menghasilkan keuntungan besar.
“Sekarang menjadi petani selada itu nggak susah. Nanemnya itu cuma berdiri saja, pindahin bibit-bibit dari lubang hidroponik pindah ke tempat satunya lagi. Penghasilannya banyak sekali, sampai puluhan juta,” ungkap mbak Ita memberikan motivasi kepada para peserta jambore.
Sementara itu, Sandi menyampaikan, pesan kepada para siswa bahwa profesi petani adalah masa depan yang menjanjikan. “Jadi adik-adik jangan pernah malu bertani, karena pertanian itu adalah masa depan kita,” ujarnya.
Meski begitu, Ia bahkan menawarkan para peserta jambore untuk berkemah di Sandi Buana Farm, agar mereka bisa belajar lebih dalam tentang pertanian modern seperti hidroponik.
Selama dua hari penyelenggaraan Jambore Petani Cilik dari tanggal 10 sampai dengan 11 Agustus 2024, para siswa diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan mulai dari Perkemahan Jambore, Pemilihan Duta Petani Cilik, gelar produk urban farming dan fun cooking, fun painting, pelatihan tabulampot hingga gelar teknologi tepat guna.
Melalui rangkaian acara ini, Pemkot Semarang berharap dapat membangun kesadaran di kalangan generasi muda tentang pentingnya pertanian sebagai penopang kehidupan dan perekonomian, sekaligus menumbuhkan ketertarikan mereka untuk menekuni profesi ini di masa depan.(sup/*)