SEMARANG,KORANPELITA – Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan, Jawa Tengah ini cukup baik prestasinya dalam peningkatan areal tanam. Dari persentase secara nasional, Jawa Tengah adalah provinsi nomor dua dengan jumlah persentase perluasan sampai 65 persen.
“Namun jumlahnya terluas dibandingkan semua provinsi di Indonesia. Baru Jawa Tengah yang telah mencapai tiga digit, yaitu 110 ribu hektare. Ini membanggakan,” katanya dalam Rakor Penambahan Areal Tanam (PAT), Pompanisasi dan Pembinaan Penyuluh Pertanian Provinsi Jawa Tengah di Balai Diponegoro, Makodam IV/Diponegoro, Jumat, 2 Agustus 2024.
Sudaryono menjelaskan, rakor di Jawa Tengah tersebut untuk memastikan program PAT dan pompanisasi berjalan maksimal. Juga sebagai antisipasi menghadapi kemarau dan fenomena El Nino beberapa bulan ke depan.
“Penambahan areal tanam dari pompanisasi ini agar panen kita maksimal. Semua lahan termanfaatkan untuk meningkatkan produksi padi,” ucapnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan, peran penyuluh pertanian dinilai penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
“Sebagai penyuluh dan pembimbing para petani, harus mampu meningkatkan peran. Berikan penyuluhan dan pendampingan kepada petani agar hasil pertanian lebih baik,” katanya.
Sebagai negara agraris, Nana mengatakan, Indonesia harus mampu mencukupi kebutuhan pangannya secara mandiri. Dengan meningkatkan produktivitas, harapannya bisa mewujudkan swasembada pangan.
“Kita harapkan bangsa Indonesia mampu untuk mencukupi pangannya, mencukupi padi yang menjadi kebutuhan pokok,” ujar Nana di hadapan 500 penyuluh pertanian.
Guna Mencapai Swasembada Pangan
Berbagai langkah telah dilakukan guna mencapai swasembada pangan. Seperti meningkatkan ketersediaan air irigasi untuk percepatan olah tanah dan tanam, pompanisasi, serta meningkatkan Penambahan Areal Tanam (PAT) padi.
Menurut Nana, peran penyuluh pertanian untuk menyukseskan program-program yang telah disusun dinilai efektif. Para penyuluh pertanian adalah garis depan untuk mensosialisasikan dan membimbing para petani.
Di Jawa Tengah, kelembagaan petani dan sumber daya manusia pertanian meliputi 553 unit Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan, 3.222 orang penyuluh pertanian, 272 orang penanganan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), 86 orang pengawas benih tanaman, dan sekitar 66.712 kelompok tani.
“Setiap petugas (penyuluh) diharapkan dapat mengawal 8-16 kelompok tani. Memotivasi para petani, melakukan pendampingan, menguatkan kapasitas dan monev terkait ketersediaan sarana produksi,” jelasnya.
Berdasarkan laporan realisasi Penambahan Areal Tanam (PAT) dalam aplikasi pelaporan Kementan, per tanggal 30 Juli 2024, tambahan areal tanam padi di Jateng yang menggunakan pompanisasi telah mencapai 110.265 hektar.
Berdasarkan perhitungan, tiap hektar luas tanam padi diasumsikan bisa menghasilkan 4,23 ton padi. Maka dengan jumlah areal tanam seluas 110.265 hektare, bisa meningkatkan produksi sebesar 446.420,95 ton gabah kering giling. Jumlah itu setara dengan 268.277,73 ton beras.
“Saya harapkan penyuluh mampu memotivasi para petani. Kita harapkan Jateng dapat terus meningkatkan produktivitas padi untuk mewujudkan kedaulatan pangan,” katanya.(sup)