Ternate, Maluku Utara-
Jika seorang ibu diibaratkan sebagai sekolah pertama bagi anak, maka ayah adalah kepala sekolahnya. Maka, diperlukan kolaborasi antara kedua orang tua dalam mendidik dan menumbuhkan minat baca anak.
Demikian disampaikan Duta Baca Maluku Utara Liza Az Zahra pada kegiatan Safari Literasi Duta Baca Indonesia di Maluku Utara, Kamis, (11/7/2024).
Anak adalah makhluk peniru. Segala apapun yang disaksikannya akan ditiru. Bahkan, di masa usia dini perkembangan kecerdasan dan pengetahuannya mulai terbentuk. Sehingga tidak heran jika mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
“Salah satu cara mendidik rasa ingin tahu, mengembangkan daya imajinasi dan ide-ide mereka dengan menyediakan bahan bacaan yang tepat sesuai dengan usia dan peminatannya,” tambah Ketua Pokja 1 PKK Maluku Utara Masni.
Namun, membaca tidak sama dengan literasi. Membaca dan buku adalah bentuk teknik dan fisik dari literasi. Esensi literasi adalah bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan dan belajar untuk mendapatkan pengetahuan.
Kesadaran ini harus ditanamkan bahwa betapa pentingnya ilmu. Dan satu-satunya pintu masuk ilmu pengetahuan ke otak manusia adalah dengan membaca
Maka, penting menekankan literasi dalam tri sentra pendidikan, yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Seperti yang pernah diutarakan Tokoh Pendidikan Ki Hajar Dewantara. “Literasi di lingkup Tri Sentra masih bisa ditingkatkan. Tergantung upaya yang dipilih,” pungkas Ketua Forum TBM Maluku Utara, Mashur A.Tomagola.
Di akhir gelar wicara, kegiatan safari literasi dilanjutkan dengan pelatihan kepenulisan oleh Gol A Gong kepada 20 peserta terpilih. Dalam sesi tersebut, ia menularkan teknis menulis yang baik dengan mengangkat tema potensi lokal Maluku Utara. (Vin)