Semarang,KORANPELITA.com– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Tengah bersama seluruh pemangku kepentingan terus mendorong akses pembiayaan sektor pertanian, guna mewujudkan pertanian berkelanjutan yang membawa manfaat bagi kesejahteraan petani dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Hal itu disampaikan Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah Sumarjono dalam sambutannya pada pembukaan “Grobogan Agro Expo (GAE) VII Tahun 2024” di Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Kamis (4/7/2024).
“Akses keuangan merupakan satu bagian dari ekosistem pengembangan sektor pertanian yang harus disinergikan dengan aspek lain seperti akses bibit, pupuk maupun insektisida, mekanisasi pertanian, pengolahan dan pemasaran produk pertanian,” kata Sumarjono dalam keterangan tertulisnya.
Sumarjono juga mendorong Industri Jasa Keuangan (IJK) yang ada di Jawa Tengah dan khususnya di Kabupaten Grobogan, untuk dapat menyediakan akses kredit atau pembiayaan kepada sektor pertanian melalui koperasi tani maupun gabungan kelompok tani yang ada.
” Penyediaan akses pembiayaan tersebut tentunya didahului dengan analisis dan pertimbangan yang memadai sehingga dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak,” katanya.
Kerjasama IKJ Dengan Kelompok Tani Dalam Penyediaan Akses Keusngan
Sejalan dengan upaya tersebut, dalam kegiatan yang dihadiri oleh Bupati Grobogan Sri Sumarni ini, dilaksanakan penandatanganan kerja sama antara Industri Jasa Keuangan, yaitu PT BPR BKK Purwodadi dan Jamkrida, dengan Kelompok Tani/ Gapoktan/ Badan Usaha Milik Petani (BUMP) dalam penyediaan akses keuangan baik kredit, simpanan maupun penjaminan.
” Kerja sama ini diharapkan dapat membentuk sebuah ekosistem keuangan yang dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan di sektor pertanian khususnya permodalan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas, kesejahteraan petani, efisiensi rantai pasok, dan mewujudkan pertanian berkelanjutan yang membawa manfaat bagi kesejahteraan petani dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” paparnya.
Selain itu, lanjutnya, dalam kegiatan GAE VII 2024 juga dilakukan penandatanganan pre-order oleh pimpinan perusahaan pakan ternak dan perusahaan besar di Kabupaten Grobogan antara lain PT Beriill Jaya Sejahtera, PT Mulia Harvest Agreetech, PT Malindo Feedmill, PT CJ. Feed Semarang, PT Japfa Comfeed Indonesia, PT Universal Agri Bisnisindo dan BULOG yang berkomitmen untuk membeli produk pertanian berupa padi/jagung dari Koperasi Tani/ Gapoktan.
” Jadi, Kabupaten Grobogan ditunjuk menjadi pilot project pelaksanaan program unggulan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di Jawa Tengah yaitu skema pengembangan akses keuangan di sektor pertanian dengan harapan diterapkan di seluruh kabupaten/ kota di Jawa Tengah,” ujarnya.
Menurutnya, Kabupaten Grobogan dipilih karena karena memiliki luas lahan terbesar kedua secara nasional dan merupakan lumbung pangan nasional. Hal tersebut juga didukung oleh peran aktif masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Industri Jasa Keuangannya yang bersinergi serta memiliki visi yang sama dalam mengembangkan sektor pertanian.
Sebelumnya di lokasi yang sama, Sumarjono menjadi narasumber kegiatan Literasi Keuangan dengan tema “Menuju Petani Grobogan Sejahtera” kepada lebih dari 750 orang petani dari Grobogan yang juga mengikuti kegiatan pemecahan Rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) bertajuk “Panen Padi oleh Pemetik Terbanyak Menggunakan Ani-Ani”. Ani-ani merupakan alat pertanian tradisional berupa pisau kecil yang digunakan untuk panen padi dengan cara memotong tangkai bulir padi satu per satu.
” Dalam pemecahan rekor tersebut, tercatat sebanyak 762 pemanen mengikuti kegiatan ini. Perwakilan MURI Sri Widayati yang hadir mengungkapkan bahwa rekor ini tidak hanya tercatat sebagai rekor Indonesia, namun juga rekor dunia,” ujarnya.(sup)