JAKARTA,KORANPELITA – Rencana perusahaan asal Qatar, Suhail Industrial Holding Group yang akan menanamkan investasi di Indonesia mendapat tanggapan positif oleh Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo. Rencananya, Suhail Industrial Holding Group akan membuat pabrik pengolahan tembaga serta biji plastik dan produk plastik.
“Suhail Industrial Holding Group adalah grup perusahaan yang mengkhususkan diri dalam daur ulang, produksi serta ekspor logam non-ferrous dan plastik,” ujar Bamsoet usai menerima Direksi Suhail Industrial Holding Group di Jakarta, Kamis (4/7/2024).
Menurutnya, Suhail Industrial Holding Group saat ini memiliki jaringan anak perusahaan yang luas. Setidaknya ada 16 perusahaan yang tersebar di Qatar, Inggris, Tiongkok, Korea Selatan dan Ethiopia.
Hadir Direksi Suhail Industrial Holding Group antara lain CEO Ziyad Aboukloub dan Director Marketing Mohammad Mahmoud Aljajeh.
Bamsoet menjelaskan, Indonesia memiliki cadangan tembaga yang sangat besar. Berdasarkan data Mineral Commodity Summaries (MCS) dan United States Geological Survey (USGS) Indonesia masuk peringkat keenam sebagai negara dengan cadangan tembaga terbesar di dunia.
Peringkat pertama negara dengan cadangan tembaga terbesar adalah Chili dengan cadangan tembaga mencapai 200 miliar metrik ton pada 2020. Pada urutan kedua dan ketiga ada Australia dan Peru dengan cadangan tembaga mencapai 87 miliar metrik ton.
“Cadangan sumber daya tembaga di Indonesia sendiri pada tahun 2020, tercatat sebanyak 28 miliar metrik ton. Potensi tembaga di Indonesia terbesar berada di wilayah Papua, dimana beroperasi dua tambang tembaga, yaitu tambang Ertsberg dan Grasberg,” kata Bamsoet.
Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan, pengolahan tembaga di Indonesia memiliki potensi untuk terus berkembang, baik dalam hal produksi maupun nilai ekonominya. Terlebih, tembaga merupakan salah satu logam non-ferro yang banyak digunakan di berbagai industri. Semisal, industri elektronika, otomotif, konstruksi, dan energi.
Selain itu, tembaga juga memberikan kontribusi besar bagi penerimaan negara. Data Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menunjukkan penerimaan negara Bea Keluar (BK) dari ekspor tembaga menembus Rp 1,131 triliun pada April 2024. Penerimaan tersebut melonjak 50.000% dibandingkan periode yang sama April 2023 yang hanya Rp 2,26 miliar.
“Potensi tembaga di Indonesia sangat besar dan industri tembaga memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia. Dengan pengelolaan yang baik dan berkelanjutan, sumber daya tembaga di Indonesia dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kesejahteraan bangsa dan masyarakat Indonesia,” pungkasnya (sup)