Gorontalo, Koranpelita.com
Program Santri Digitalpreneur Indonesia di Provinsi Gorontalo dilakukan pertama kali di Pondok Pesantren Al-Huda, Kota Gorontalo, Minggu (23/6/2024), yang dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin.
Menurut Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, menjadi digitalisasi sebagai ladang Rupiah. Salah satu wujud konkrit yang ia lakukan dengan melatih santri melalui program Santri Digitalpreneur Indonesia (SDI).
Untuk itu pihaknya mendorong seluruh santri-santri khususnya santri Pondok Pesantren Al Huda Gorontalo untuk ikut berkontribusi mengoptimalkan potensi diri dalam ekonomi digital di Tanah Air dengan menghadirkan konten-konten yang unik, menarik, serta penuh dakwah dan manfaat. Sehingga mampu menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja di bidang ekonomi digital.
“Harapan kami, mereka bisa menjadi santri yang kreatif dan berdaya saing dengan kemampuan tinggi untuk masuk ke dalam ekonomi digital dan terus menebar dakwah dengan konten-konten yang baik dan memberikan peluang usaha dan lapangan kerja baru bagi para santri,” kata Sandiaga.
Menparekraf Sandiaga mengungkapkan program ini juga diharapkan mampu menciptakan santri-santri kreatif yang siap berkontribusi dalam bidang ekonomi digital dan ekraf tanah air. Sebab, jika para santri bisa berkontribusi 20 persen saja dari total nilai tambah ekraf Indonesia yang telah mencapai Rp1.400 triliun, maka santri-santri ini bisa ikut memperkuat ekraf Indonesia.
“Saya juga berharap program ini mampu menjadikan para santri sebagai pionir dalam menyebarkan konten yang sejuk dan bermanfaat. Sehingga mereka bisa membangun citra dakwah Islam dan komunitas online yang positif dan memiliki pengaruh positif bagi perkembangan Islam di Indonesia,” katanya.
Program SDI ini lanjutnya, merupakan wadah pelatihan dan peningkatan kapasitas santri dan generasi muda dalam menghadapi tantangan industri digital kreatif.“Peluang dengan adanya media sosial ini harus dimanfaatkan untuk membagikan konten-konten, jadi kita boleh berdakwah dan bersyiar dengan metode digital. Selain itu, juga bisa memperoleh penghasilan, yang bahkan mencapai angka triliunan,” ujar Sandiaga.
Menparekraf juga menyebut ada 64 persen generasi Z yang sudah memperoleh penghasilan dari penggunaan sosial media. Nilai ekonominya mencapai empat hingga tujuh triliun Rupiah.
Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin menyambut baik kegiatan ini. Pihaknya berharap kegiatan semacam ini bisa dilakukan ke lebih baik pondok pesantren di Gorontalo. “Ini kan kolaborasi antara Kemenparekraf dengan Ponpes Al-Huda, jadi kami hanya mensuport. Apa-apa yang tadi disampaikan oleh pak menteri dan perlu untuk ditindaklanjuti, maka kami siap untuk memfasilitasi itu,” ujar Rudy.
Dalam kegiatan ini, Menparekraf Sandiaga didampingi Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi dan Radio Kemenparekraf/Baparekraf, Iman Santosa. Hadir pula Ketua Yayasan sekaligus Pimpinan Ponpes Al Huda Gorontalo, KH. Burhanudin Umar; Ketua Harian Yayasan Pondok Pesantren Al Huda Gorontalo, Faiz Mahmud; super mentor, Founder komunitas “Teman Baik”, Tatas Bagus Tiandi. (Vin)