Jakarta, Koranpelita.com
PT Phapros Tbk memiliki berbagai inisiatif strategis untuk mendorong pertumbuhan bisnisnya. Perusahaan yang merupakan bagian dari holding BUMN farmasi tersebut berkomitmen untuk menelurkan sejumlah produk baru yang akan menjadi growth engine bagi Perseroan.
Plt Direktur Utama PT Phapros Tbk, Ida Rahmi Kurniasih menyampaikan bahwa tahun ini Phapros akan memiliki enam nomor ijin edar atas produk baru, yang keseluruhannya merupakan produk hasil pengembangan internal dari Tim R&D Phapros.
Dimana empat dari enam produk baru tersebut nantinya akan diperuntukkan untuk upaya preventif dan promotif terapi untuk anak. “Kami mengembangkan produk anak saat ini dengan teknologi formulasi sediaan obat yang lebih canggih, dimana bentuk sediaan yang nantinya akan kami luncurkan adalah bentuk sediaan seperti permen gummy dan juga tablet hisap sehingga akan lebih disukai oleh anak,” tuturnya saat ditemui di Jakarta (13/6/2024).
Ida mengakui, saat ini Phapros mulai menaruh perhatian khusus pada kesehatan anak, mengingat Indonesia saat ini adalah negara yang memiliki bonus demografi, dan sebagian penduduk Indonesia pada 2045 nanti berada pada usia produktif, yakni antara 15 hingga 64 tahun. Oleh karena itu, anak-anak saat ini harus di dukung pertumbuhan dan kesehatannya agar di 2045 nanti akan menjadi generasi penerus bangsa yang unggul.
Sejalan dengan program dari Phapros, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga memprioritaskan pelayanan kesehatan dasar (primer) dengan mendorong upaya promotif, preventif, dan pemanfaatan teknologi pada lima prioritas yaitu, peningkatan kesehatan ibu dan anak, percepat perbaikan gizi masyarakat, pengendalian penyakit seperti HIV, malaria, dan tuberculosis, pembudayaan gerakan masyarakat sehat, serta penguatan fasilitas kesehatan.
“Selain empat produk baru terkait segmen anak, dua produk lainnya adalah agen terapi untuk tuberculosis dan Antibiotik Injeksi. Kami optimis keenam produk ini akan menjadi katalisator pertumbuhan bisnis Phapros ke depan bersama dengan produk-produk yang sudah ada saat ini,” tambah Ida.
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) mengestimasikan, anak usia dini 0-6 tahun di Indonesia mencapai 30,2 juta jiwa pada Maret 2023 yang lalu. Angka itu setara 10,91% dari total penduduk Indonesia. Sementara kasus tuberculosis di Indonesia berdasarkan data Kementerian Kesehatan menunjukkan terjadi peningkatan pada 2023 dan penderita TB sebanyak 820.789 kasus yang ditemukan dari estimasi 1.060.000 kasus.
“Artinya, pasar obat untuk anak itu cukup besar di Indonesia. Termasuk juga untuk penderita penyakit TB. Di sinilah Phapros mengambil peran,” tutupnya. (Vin)