Oleh: Adnan Ghiffari
Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT UNDIP
Desa Wisata Kasongan ini merupakan destinasi wisata yang memiliki keunikan dan ciri khas sendiri dibandingkan dengan destinasi-destinasi lainnya. Letaknya berada di sebelah utara dan barat berbatasan dengan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan. Land mark atau gate (pintu gerbang) Desa Wisata Kasongan sendiri terletak antara Desa Bangunjiwo dengan Desa Guosari. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Guwosari Kecamatan Pajangan dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Guwosari Kecamatan Pajangan.
Desa Wisata Kasongan merupakan bagian dari Desa Bangunjiwo. Sedangkan Desa Bangunjiwo terdiri dari 19 pedukuhan (Pedukuhan Gendeng, Ngentak, Donotirto, Lemahdadi, Salakan, Sambikerep, Petung, Kenalan, Sribitan, Kalirandu, Bangen, Bibis, Jipangan, Kalangan, Kalipucang, Gedongan, Kajen, Tirto dan Sembungan) dan meliputi 144 Rukun Tetangga (RT).
Secara geografis lokasi Desa Wisata Kasongan berada pada koordinat 7°50’42.5″S 110°20’10.1″E /-7.845139, 110.336139. Orientasi wilayah (jarak) Desa Wisata Kasongan 4 Km dari ibukota Kecamatan Kasihan, 8 Km dari ibukota Kabupaten Bantul dan 14 Km dari Kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Objek Wisata Pendidikan
Desa Wisata Kasongan ini terkenal akan hasil kerajinan masyarakatnya berupa gerabah dan patung-patung yang terbuat dari tanah liat. Dominasi kegiatan masyarakatnya adalah sebagai perajin gerabah. Perajin adalah seseorang yang pekerjaannya membuat barang-barang kerajinan atau orang yang mempunyai keterampilan dalam membuat barang kerajinan tertentu.
Perajin gerabah dalam aktivitas pekerjaannya menghasilkan karya atau ketrampilan seni (yang berbahan baku dari tanah liat atau lempung) berupa perkakas atau barang jadi yang berguna atau bermanfaat bagi kehidupan manusia. Barang-barang kerajinan tersebut biasanya dibuat secara tradisional dengan menggunakan tangan dan atau dengan alat sederhana (tidak dibuat dengan mesin).
Gerabah atau tembikar adalah suatu perkakas atau barang hasil seni yang dibuat atau dibentuk dengan teknologi tradisional dari bahan baku tanah liat atau lempung yang kemudian dibakar (mengalami proses pembakaran), selanjutnya pada tahap akhir pembuatannya difinishing (sentuhan akhir) dengan pewarnaan (memakai cat) untuk menjadi perkakas atau barang jadi dan siap dipasarkan.
Gerabah atau tembikar tersebut untuk dijadikan alat alat yang berguna bagi kehidupan manusia. Gerabah atau tembikar yang ada di Desa Wisata Kasongan dapat berupa: genteng, wadah, guci, patung, pigura, perabotan rumah tangga, pot, permainan (topeng maupun celengan) dan berbagai hiasan dengan berbagai motif dan ukuran.
Berbagai produk wisata yang ditawarkan selain barang-barang kerajinan dari gerabah juga terdapat produk lainnya seperti peralatan untuk peralatan dapur, peralatan interior rumah serta kerajinan miniature alat transportasi, aneka tas rotan, berbagai bentuk patung, souvenir untuk pengantin, bahkan rumah kayu serta hiasan lainnya yang menarik untuk dipajang di rumah. Berbagai produk kerajinan gerabah Desa Wisata Kasongan masuk kategori berkualitas bagus. Terbukti produk kerajinan gerabah tersebut telah diekspor ke berbagai mancanegara antara lain ke Negara-negara Eropa, Australia dan Amerika.
Desa Wisata Kasongan menjadi objek wisata pilihan wisatawan saat berkunjung ke Yogyakarta. Selain itu desa wisata ini juga menjadi objek wisata pendidikan (educational tourism). Tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke desa ini yaitu memperoleh pembelajaran secara langsung terkait aktivitas masyarakatnya yang menghasilkan berbagai karya gerabah dari tanah liat dan lainnya. Pembelajaran cara membuat kerajinan dengan tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Mulai dari rancangan disain, penyiapan bahan dan alat, proses pengolahan, teknis pembuatan sampai dengan penyelesaian produk (finishing). Artinya bahwa tempat ini cocok sebagai tempat pembelajaran bagi siswa sekolah berbagai tingkatan. Mereka dapat langsung belajar, bagaimana membuat gerabah yang baik dan benar.
Desa Wisata Kasongan Pasca Covid-19
Pada saat pandemi Covid-19 melanda, akses menuju objek wisata di Desa Wisata Kasongan dibatasi dengan ditetapkannya kebijakan terkait pembatasan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat yang menyebabkan aktivitas masyarakat dan aktivitas objek wisata berhenti. Perajin benar-benar terpuruk, mereka kesulitan untuk bertahan hidup karena tidak ada modal dan pesanan terhenti. Dengan kata lain, pandemi Covid-19 membawa dampak terjadinya penurunan ekonomi masyarakat akibat ditutupnya kegiatan wisata, tidak adanya wisatawan atau pengunjung, berhentinya aktivitas masyarakat, dan hal tersebut sangat mempengaruhi ekonomi masyarakat sehari-hari dan objek wisata Desa Wisata Kasongan. Saat Covid-19 melanda, bisnis kerajinan gerabah dari desa tersebut lumpuh total.
Namun saat ini pasca Covid-19 dan seiring perjalanan waktu, kini perlahan tapi pasti, di Desa Wisata Kasongan yang menjadi sentra gerabah mulai mendapat kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. Warganya mulai bangkit kembali, usaha dan bisnis kerajinan gerabah mulai kembali dibuat, meski jumlah pesanan belum seperti sedia kala. Artinya bahwa perekonomian warga (masyarakat) dan perekonomian daerah mulai menggeliat kembali hingga ke mancanegara. (Sekretaris Jenderal Satupena Kota Semarang).