Oleh : Denny JA
Empat hari lagi menjelang hari pencoblosan, 14 Feb 2024. Akhirnya, akankah pilpres ini berakhir satu putaran saja? inilah pertanyaan yang kini paling hot dan menggelisahkan di banyak kubu.
Menjawab ini kita mulai dengan data survei yang terakhir. Ini sudah menjadi berita. LSI Denny JA sudah mempublikasikan surveinya yang terakhir, tanggal 26 Januari sampai 6 Februari 2024. Prabowo-Gibran sudah tembus 53,5%.
Ini angka yang sudah tinggi sekali, paling tinggi yang pernah diraih pasangan ini. Sedangkan elektabilitas pasangan Anies dan Cak Imin di angkanya 21,7%. Ganjar dan Mahfud angkanya 19,2%. Yang belum memilih, rahasia, atau tidak sah sebanyak 5,6%.
Dalam survei terakhir LSI Denny JA itu, ada juga data yang menunjukkan trend para capres-cawapres dalam tiga survei terakhir. Yaitu untuk bulan Januari awal, Januari Tengah, dan Februari awal.
Terlihat di sana elektabilitas Prabowo selalu menaik. Di bulan Januari awal, elektabilitas mereka 46,6%. Januari akhir menaik ke 50.7 %. Kemudian di febuari 2024, angka mereka naik lagi ke 53,5%.
Akankah berikutnya di hari pencoblosan pilpres, elektabilitas Prabowo- Gibran akan menaik kembali? Itu hanya kita tahu di hari pencoblosan nanti.
Tapi jangan dilupakan pula. Bahwa di angka 53,5% yang saat ini memilih Prabowo- Gibran itu, bisa dibagi lagi untuk kategori strong supporters, pemilih yang sudah begitu militannya, dan soft supporters, pemilih yang masih mungkin berubah.
Dari 53,5% pemilih Prabowo- Gibran, ternyata yang militan, strong supporters, sebanyak 47,9%. Dan pemilih yang masih bisa berubah, soft supporters sebanyak 5,6%.
Bagaimana nanti angkanya untuk tanggal 14 Februari 2024, empat hari dari sekarang? Itu berarti kita tak lagi bisa sepenuhnya hanya bergantung pada hasil survei. Bagaimanapun survei itu potret pemilih di hari survei, tanggal 26 Januari sampai 6 Februari 2024.
Sementara tanggal 14 Februari 2024 itu jaraknya delapan hari kemudian setelah survei terakhir. Maka untuk tanggal 14 Febuari, kita harus menggunakan prediksi dengan model yang berbeda.
Dalam delapan hari setelah survei, sekecil apapun, pasti ada perubahan suara di sana. Ini terjadi terutama dari kalangan soft supporters.
Kedua, juga ada problema margin of error. Survei selalu berdasarkan sampel. Sedangkan sample pastilah tidak persis dengan realitas yang sebenarnya.
Problema Golput Tidak Datang Ke TPS
Ada pula problema golput. Yaitu pemilih yang tak datang ke TPS untuk mencoblos. Sebanyak apapun pendukung, jika mereka golput suara mereka, dukungan mereka tak terhitung.
Jika golput di kubu Prabowo itu setara secara proporsional dengan golput di kubu Ganjar dan Anies, maka golput tak berpengaruh.
Masalahnya pendukung utama Prabowo dan Gibran banyak terjadi di kalangan pemilih wong cilik dan kaum muda. Dua segmen ini justru memiliki prosentase golput yang paling tinggi, dibanding segmen pemilih lainnya.
Ketika kita berkehendak memprediksi apa yang akan terjadi di delapan hari setelah survei nasional terakhir, ini formulanya. Tetap hasil survei nasional menjadi basis utamanya, namun ditambah ramuan lain yang relevan.
Prediski pun dibuat dalam bentuk interval. Ada batas angka bawah dan angka atas untuk setiap pasangan capres- cawapres.
Ini prediksi resmi LSI Denny JA untuk Prabowo- Gibran dan pasangan lain. Untuk Prabowo- Gibran, angkanya 47,9% hingga 58,3%. Untuk Anies dan Muhaimin, elektabilitasnya 18,9% hingga 26,5%. Sementara untuk Ganjar dan Mahfud, angkanya 16,8% hingga 24,0%.
Batas bawah setiap pasangan capres adalah prosentase pemilih militan masing- masing. Sementara batas atas pasangan capres itu untuk elektabilitas pasangan itu di survei nasional terakhir, ditambah angka yang belum memilih dibagi tiga secara merata, ditambah lagi dengan margin of error.
Prabowo- Gibran yang mendapatkan angka 47,9% sampai 58,3%, artinya Prabowo dan Gibran sangat mungkin menang sampai 58,3%, atau merosot hanya 47,9 9%.
Lalu, apakah ini satu putaran atau dua putaran? Jika angka Prabowo-Gibran di 47.9 %- 50 %, sesuai intervel, pilpres akan berlangsung dua putaran. Tapi jika angka Prabowo-Gibran di angka 50%+ 1 hingga 58,3%, yang juga sesuai dengan interval, pilpres berakhir satu putaran saja.
Model prediksi di atas memberikan hal yang sudah pasti, dan hal yang masih dalam rentang kemungkinan.
Yang pasti, Prabowo- Gibran akan unggul telak sekali. Unggulnya double digit, berselisih di atas 10 persen lebih dibandingkan dua kompetitornya. Tingkat kepastian ini di atas 99 persen.
Yang kepastiannya lebih kecil, Prabowo- Gibran menang satu putaran atau dua putaran. Jika dirumuskan secara kuantitatif, 70 % kemungkinan Prabowo-Gibran menang satu putaran. Dan 30% Prabowo-Gibran menang tapi ada putaran kedua.
Setelah lima kali mencoba bertarung untuk pilpres sejak 2004, memang inilah pilpres dengan hasil terbaik Prabowo. Pilpres kali ini untuk Prabowo memang seperti lagu Elvis Presley: It is Now or Never! (***)