–Tentang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Semarang,koranpelita.com –Pemerintah Kota Semarang menurut rencana akan menjalin kerja sama sister city dengan Pemerintah Iran. Hal itu terungkap usai wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu bertemu dan melakukan dialog langsung dengan Wakil Presiden Republik Islam Iran, Ensieh Khazali di Jakarta belum lama ini.
Dalam pertemuan kedua pemimpin tersebut, Wapres Iran tertarik dengan berbagai program yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang khususnya dalam penanganan stunting dan pemberdayaan perempuan. Untuk itulah, pihaknya menginginkan adanya perjanjian Sister City dengan Pemerintah Kota Semarang dalam bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Adanya perjanjian kerja sama sister city tersebut, menurut Mbak Ita, sapaan akrab wali kota merupakan turunan penandatanganan MoU kerja sama antara Pemerintah Iran dengan Pemerintah Indonesia yang diwakili Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) untuk menunjuk Kota di Indonesia sebagai sister city.
“Kementerian PPPA sudah tanda tangan MoU kerja sama dengan pemerintah Iran, di situ kemudian hadir Wakil Presiden urusan perempuan Iran yang menunjuk kota untuk dijadikan Sister City. Dari turunan MoU pemerintah Iran dengan pemerintah Indonesia melalui yang Kementerian PPPA akhirnya kemarin salah satu yang ditunjuk menjadi sister city kan Kota Semarang,” terang Mbak Ita dalam keterangan tertulis, Senin (8/1/2024).
Lebih lanjut terkait sister city ini Wali Kota Semarang, telah bertemu langsung dan berdiskusi dengan Wakil Presiden untuk mengenalkan potensi Kota Semarang baik dari kondisi demografis maupun program-program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
“Di mana pada saat diskusi itu kan ditanya terkait dengan luasnya kota Semarang kemudian berapa jumlah penduduknya, perempuannya berapa kemudian kemarin kita sudah menyampaikan banyak program terkait perempuan dan anak,” ujarnya
Beberapa program Pemerintah Kota Semarang terbukti menambah ketertarikan Wakil Presiden Iran, untuk menjadikan Kota Semarang sebagai sister city seperti Rumah Duta Revolusi Mental untuk penanganan kekerasan perempuan dan perlindungan anak serta Rumah Pelita untuk penanganan stunting, sekaligus program pemberdayaan perempuan, kerajinan, dan UMKM-nya.
Karena ketertarikannya tersebut, Pemerintah Kota Semarang ditindaklanjuti dan diminta melakukan penandatanganan sister city di Kota Yazd, Iran.
“Wakil Presiden tertarik akhirnya akan dilakukan penandatanganan Sister city di Kota Yazd. Pemerintah kota diminta untuk mengirimkan profile dari Kota Semarang khususnya terkait dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak itu dan nanti akan ditindaklanjuti dan akan diundang ke Kota Yazd,” pungkasnya.(sup)