Semarang,koranpelita.com – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu merespon laporan masyarakat terkait adanya genangan-genangan yang muncul saat hujan deras mengguyur Kota Semarang, Minggu malam (3/12/20023).
“Sejak sore terjadi hujan dengan intensitas tinggi merata di Kota Semarang. Kemudian kita cek semua di seluruh Kota Semarang ini yang terjadi beberapa genangan,” ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya.
Mbak Ita bersama jajaran Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang melakukan pantauan langsung di lapangan. Di tengah guyuran hujan, tak sungkan mengecek saluran-saluran yang tersumbat sampah, sambil membersihkan dengan tangan.
“Yang kami pantau, yakni di wilayah Srondol Kulon, itu di dekatnya bangunan RS Siloam. Ternyata saat dicek, saluran airnya kecil dengan hujan yang deras dan debit air besar. Juga sedimentasi yang banyak di saluran air, menyebabkan air hujan sulit mengalir dan menyebabkan genangan,” katanya.
Meski demikian, lanjut Mbak Ita, di Gombel tepatnya di depan Burgerking juga terjadi genangan yang disebabkan oleh sedimentasi.
“Ternyata ada sedimen yang menyebabkan air hanya mengalir sedikit. Tadi di wilayah ini, kami minta dibuatkan dua manhoole (titik akses yang memungkinkan petugas untuk memantau, membersihkan, dan melakukan perbaikan pada saluran pembuangan), karena jika ada sedimen maka akan susah diambilnya. Besok dibuatkan surat Pak Camat, untuk dibangunnya manhoole,” sebutnya.
Tak hanya itu, katanya, air tak bisa mengalir lancar dan menjadi genangan lantaran ada crossing saluran air.
“Kami sedang cari jalur air ke mana. Apalagi ditemukan saluran mampet dan ground tank 9 meter yang penuh sampah. Malam ini sampah diambil dari ground tank itu, dan besok akan kita mapping jalur-jalur salurannya oleh temen-temen DPU,” jelasnya.
Memantau Wilayah Lain
Selain itu, Mbak Ita juga memantau langsung wilayah-wilayah yang terjadi genangan, seperti di depan Paragon Jalan Pemuda, Jalan Thamrin, Jalan Batan Miroto, Karangayu Madukoro dan Sampokong.
“Semua wilayah itu, terjadi genangan karena adanya crossing dan sedimen di saluran. Saya minta UPTD lebih intens mengecek terhadap sedimentasi,” harapnya.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Semarang ini menyayangkan, adanya masyarakat yang sengaja mencuri inlet atau penutup saluran air di sejumlah jalan protokol. Padahal inlet tersebut, berfungsi salah satunya untuk filter agar sampah dan dedaunan tidak masuk ke dalam saluran, yang menyebabkan sumbatan saat hujan hingga menyebabkan genangan banjir.
“Saya mengimbau kepada masyarakat, agar inlet-inlet ini jangan diambil besi-besinya. Karena kalau diambil, maka daun-daun akan masuk ke dalam saluran sehingga menyebabkan genangan,” tuturnya.
“Di wilayah Kaligawe dan Genuk, tadi saya cek juga di depan Rumah Sakit Islam Sultan Agung dan jembatan Kaligawe dan Gebangsari tidak ada genangan,” sebutnya.
Pihaknya mengaku, masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dilakukan Pemkot Semarang mulai dari pembersihan saluran dari sedimentasi, termasuk penggantian inlet besi menjadi beton.
“Genangan terutama di Paragon itu karena inlet yang terbuat dari besi hilang semua. Kami dapat info dari DPU akan datang inlet dari beton. Sehingga kami mengajak masyarakat untuk menjaga aset-aset pemerintah kota yang tujuannya untuk mencegah banjir di Kota Semarang,” imbaunya..(sup)