Semarang,koranpelita.com – “Mungkin ilmu yang melekat selama perkuliahan hanya 25 persen tetapi harus memiliki skill kreatif yang berkembang. Sekolah lalu lulus itu biasa, tetapi sekolah sambil bekerja itu luar biasa. Kalau mau sukses harus kreatif”
Hal tersebut dikatakan Ketua Pengurus Yayasan Alumni Undip Prof Dr Ir Hj Kesi Widjajanti SE MM dalam seminar dengan tema “Mengembangkan Jiwa Ekonomi Kreatif pada Akademisi Pariwisata melalui Inovasi Adaptasi dan Kolaborasi” di Asoka Hall Hotel Grasia Semarang pada 28 November 2023.
Selain Prof Kesi, kegiatan yang diprakarsai Program studi Pariwisata Universitas Semarang (USM) ini menghadirkan Direktur Lembaga Sertifikat Profesi dan SPA Indonesia Dr Lastiani Warih Wulandari SE MM.
Prof Kesi mengatakan, selama mengajar manajemen keuangan hotel dan berkutat dalam dunia perhotelan, terkadang hotel terus mencari pelanggan baru tetapi melupakan langganan lama.
“Sekarang pariwisata tidak hanya bergantung di hotel, saat ini ekonomi kreatif juga menjadi daya tarik pariwisata. Itulah dahsyatnya pariwisata. Bagi mahasiswa yang mau masuk dalam ekonomi kreatif idak perlu memulai dari proyek besar, mulailah dari umkm kecil,” ungkap pemilik penginapan “Djajanti House” itu.
Pemilik “Djajanti Kitchen and Coffe” itu mengaku, USM mendorong kewirausahaan dan studi lapangan praktik kerja guna memberikan motivasi dalam mengembangkan pemikiran kreatif.
“Prodi Pariwisata USM berada di bawah FTIK, itu berarti mahasiswa pariwisata juga harus pandai berkomunikasi. Untuk mendapat pekerjaan, selain soft skill dan pendidikan harus pintar komunikasi dan percaya diri dengan mengembangkan kemampuan dan pengetahuan yang saat ini dimiliki,” tandasnya.
Mahasiswa Harus Punya Inovasi
Sementara itu, Direktur Lembaga Sertifikat Profesi dan Putri Kedaton SPA Indonesia Dr Lastiani Warih Wulandari SE MM mengatakan, mahasiswa harus punya inovasi dan mencari cara menjadi pribadi yang berkompetensi.
“Ekonomi kreatif adalah upaya dalam pembangunan ekonomi secara berkelanjutan sehingga menjadi aset kreatif dan berdaya saing,” katanya.
Dia mengatakan, dalam menciptakan ekonomi kreatif dibutuhkan adanya identifikasi yaitu identifikasi inovasi, adaptasi kolaborasi leading lintas sekitar, pemanfaatan stakeholder, pengelolaan indikator dengan optimal serta leading and logging indicator.
“What, how and whom. Ketahui apa produk kreatif unggulannya, bagaimana mengembangkan produknya dan untuk siapa produknya,” ucapnya.
Menurutnya, dalam sebuah bisnis memerlukan analisis CREATOR: creativity, Resources, accesibility technology information, organization.
“Resources terbagi menjadi 7 unsur didalam ilmu ekonomi menajemen usaha yaitu man (manusia), machine (mesin), material (bahan), method (metode), money (dana), market (pasar), serta minute (waktu). Tujuh hal tersebut merupakan bagian dari unsur manajemen bisnis yang akan membantu berjalannya proses bisnis dengan lancar ditengah tingginya gelombang ekonomi kreatif,” pungkasnya.
Kaprogdi Pariwisata USM Herman Novry Kristiansen Paninggiran SE MMPar mengatakan, kegiatan ini betujuan untuk menumbuh kembangkan jiwa ekonomi kreatif bagi mahasiswa pariwisata USM.
“Suatu kegiatan pariwisata selalu berjalan dengan ekonomi. Diharapkan, mahasiswa pariwisata USM akan memiliki bisnis mereka sendiri agar menunjukkan kreativitas sebagai mahasiswa dan membuat daya tarik wisatawan yang datang,” harapnya.
Hadir dalam kegiatan itu antara lain Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) USM , Wakil Dekan I FTIK USM Fajriannoor Fanani SSos MIKom, Wakil Dekan II FTIK USM Dr April Firman Daru SKom MKom, Kaprogdi Pariwisata USM Herman Novry Kristiansen Paninggiran SE MMPar, Sekretaris Prodi Pariwisata USM Desika Nur Jannah SPd MMPar, Kepala Satuan International Office USM Faisal Yusuf BA MM MBA dan General Manager Hotel Grasia Semarang Noor Faiq SM MM.(sup)