Jambi, Koranpelita.com
Dalam buku Literacy Of Life dikatakan bahwa literasi masyarakat berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Dampak literasi yang kuat diyakini akan berdampak pada kriminalitas yang rendah, kesadaran sosial tinggi dan kesempatan hidup meningkat.
Hal ini disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar ketika menghadiri pengukuhan pengurus daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (PD IPI) Provinsi Jambi dan talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat , Selasa, (17/10/2023).
“Tidak ada negara maju yang memiliki masyarakat yang tidak membaca. Semuanya berbasis pengetahuan,” ujar Adin.
Oleh karena itu, pengembangan kualitas manusia harus tetap konsisten dikuatkan. Salah satunya melalui literasi.
Ketika orang membaca, lanjut Adin, akan terjadi transfer of knowledge.
Pengetahuan tidak berhenti pada satu orang. Karena ketika membaca menjadi kebiasaan, kognitif manusia sontak aktif sehingga terdorong menghasilkan inovasi dan kreatif yang berujung produktivitas.
Aktivitas belajar tidak selalu diperoleh dalam lingkungan yang formal. Tapi bisa juga melalui pendidikan non formal, seperti perpustakaan.
Staf Ahli Gubernur Jambi Bidang Sosial Keagamaan Provinsi Jambi Muktamar Hamdi senada dengan Adin. Hamdi menilai kualitas manusia merupakan salah satu masalah besar di Jambi.
Maka, tidak aneh jika angka kemiskinan di Jambi cukup tinggi, yakni 6,7%. Oleh karena itu, pemerintah Jambi memasukkan perbaikan SDM ke dalam visi misi Jambi Mantap. “Masalah besar kita adalah kualitas SDM. Dan tiga hal yang perlu diperhatikan adalah infrastruktur untuk menurunkan cost of logistic, memperbaiki birokrasi, dan mengembangkan SDM,” tambah Handi.
Jika pertumbuhan ekonomi konsisten di tahun 2045 Indonesia bakal jadi negara maju. Di prediksi Produk Domestic Bruto (PDB) kotor sekitar Rp9,8 triliun, di bawah China, Amerika, dan India.
Saat ini, pemprov Jambi memiliki program DUMISATU (2 miliar 1 kabupaten/kota). program ini mendorong akselerasi peningkatan pendidikan sehingga kondisi transfer of knowledge tetap terjamin.
Minimnya kemampuan literasi, khususnya di kalangan mahasiswa tentu menjadi persoalan. Ketua LP2M UIN STS Jambi Ayub Mursalin menyebutnya sebagai heart of university atau heart of education. Maka itu, keberadaan perpustakaan sebagai jantungnya pendidikan jangan diabaikan. “Jika perpustakaan tidak maju, maka yang lainnya pun tidak akan berkembang,” urai Ayub.
Jika memang pengembangan fisik gedung tidak memadai, Ayub menyarankan agar memanfaatkan layanan digital perpustakaan. Ini mestinya sudah tidak menjadi alasan pemustaka untuk datang ke perpustakaan.
Pendidikan dan perpustakaan ibarat pohon dan akar. Akar memang tidak terlihat tetapi mampu menopang dengan kekuatannya, tandas Ketua PD IPI Provinsi Jambi terlantik Hasudungan Ambarita.
Perhatian Perpusnas kepada provinsi Jambi ditunjukkan dalam bentuk bantuan pembangunan gedung layanan perpustakaan umum di Kota Sungai Penuh dan Batanghari hingga perluasan gedung dengan menggunakan dana alokasi khusus (DAK), stimulan mobil perpustakaan kelling sejumlah 25 unit seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jambi, 9 unit Pojok Baca Digital (POCADI) serta bantuan untuk kebutuhan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). (Vin)