Banjarmasin, Koranpelita.com
Tak hanya pemerintah daerah saja. Para pengrajin kain Sasirangan di Banjarmasin juga tak luput dari perhatian Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara.
Pria yang menjadi Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia mengunjungi langsung Kampung Sasirangan di kawasan Sungai Jingah, Banjarmasin Utara (30/09/2023), akhir pekan tadi.
Salah satu yang dikunjungi mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan RI ini, adalah toko kerajinan Sasirangan milik pengrajin Sri Hartati. Perempuan ini adalah salah satu Nasabah UMi binaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Dalam kunjungannya saat itu, Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara menegaskan, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) hendaknya terus membina kelompok ultra mikro dan membantu pemasaran produk-produk binaan di mana saja.
“PNM harus terus membina kluster kelompok ultra mikro dan membantu pemasaran produk binaannya,” tegas Suahasil.
Wakil Menteri Keuangan yang merupakan Doctor of Philosophy (PhD.) lulusan Universitas Illinois-Champaign, Amerika Serikat juga berpesan agar PNM dapat terus memberikan pembiayaan dan pendampingan agar nasabah lebih berdaya dan bahkan terjadi peningkatan kualitas (naik kelas).
Dukungan Suahasil juga terlihat saat dirinya mengapresiasi jumlah nasabah PNM yang telah mencapai 14,8 juta hingga Agustus 2023 kemarin, dan menitip pesan khusus agar terus ditingkatkan.
“Singkatnya, PNM bekerja untuk pemberdayaan nasabah melalui pembiayaan dan pendampingan. Pembiayaan dan pendampingan merupakan dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan satu dengan lainny,” kata dia.
Sri Hartaty, sendiri mengaku sangat surprise dengan kehadiran Wamen Keuangan RI bertandang ke toko kerajinan kain sasirangan miliknya di Sungai Jingah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada Jumat 29 September lalu.
Dia pun tak mengira dapat apresiasi luar biasa dari seorang Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara.
Sri pun menuturkan bagaimana peran PNM di tengah-tengah masyarakat UMi. Ia pun memulai bisnis bersama PNM berawal dari plafon pinjaman sebesar Rp 2.000.000 hingga kini mencapai Rp 5.000.000.
“Masuknya pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap usaha kain sasirangannya. PNM di satu sisi masih bertahan dengan peningkatan jumlah nasabah di tengah-tengah terpaan pandemi Covid-19. Pada saat itulah ulun (saya) bergabung dengan PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar),” cerita Sri saat menerima kunjungan Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Suahasil Nazara.
Kunjungan ini pun sangat spesial, karena Wamen Keuangan juga ingin melihat langsung bagaimana proses membuat Sasirangan yang sangat terkenal itu. Sri Hartaty menunjukkan cara menjulur kain dari kain warna putih.
“Menjulur kain merupakan pekerjaan paling rumit dari proses membuat kain sasirangan. Menjulur kain yang motifnya rumit bahkan bisa memakan waktu satu bulan,” ungkap Sri sembari menunjukkan cara memberikan warna kain dari kain putih menjadi kain bermotif sasirangan di depan Wamen
Sri sendiri selama ini merasa terbantu dengan keberadaan PNM. Selain akses terhadap permodalan, dia juga mengikuti berbagai pendampingan setiap Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) Bermakna dan program Pelatihan Kapasitas Usaha (PKU) PNM. Variasi produknya pun semakin banyak. Mulai dari kain, baju kemeja, gaun, kerudung, hingga mukena.
Tidak hanya itu, awal mula usahanya yang hanya menjual beberapa potong kain per bulan, kini ia membungkus ratusan pesanan per bulan.
“Saya berharap tidak hanya nasabah, tetapi ibu-ibu yang berdaya di seluruh Indonesia dapat merasakan dampak yang luar biasa dalam membangun usahanya bersama PNM Mekaar,” ucapnya berharap. (ris/pik).