Jakarta, koranpelita.com
Visi Indonesia emas sebagai negara nusantara yang berdaulat, maju dan berkelanjutan harus ditunjang dengan pembangunan kekuatan maritim dan pertahanan yang merupakan modal utama dalam pembangunan nasional. Hal tersebut di sampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Muhammad Ali saat membuka acara Sarasehan TNI AL yang mendiskusikan pembangunan TNI AL di masa depan, bertempat di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (2/10).
“TNI AL harus mampu bertransformasi dengan cepat dalam aspek profesionalitas, serta pengembangan kapasitas melalui skema inovatif dalam proses akuisisi teknologi dengan prinsip spending to invest”, tegas Kasal.
Sejumlah tokoh nasional dihadirkan dalam acara ini sebagai pembicara antara lain, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Ketua PPAL Laksamana TNI (Purn) Siwi Sukma Adji yang juga merupakan Kasal periode 2018 hingga 2020, serta Deputi V KSP Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan Pertahanan Ibu Jaleswari Pramodhawardani.
Dikatakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam kesempatan ini bahwa, pembangunan berbasis maritim bukan sekadar retorika, melainkan harus menjadi kesadaran kolektif mengingat kondisi geografis Indonesia yang dua pertiga wilayahnya adalah lautan.
“Napoleon Bonaparte mengatakan, dasar politik negara berada dalam geografinya. Atas dasar itu, maka Indonesia harus menjadikan visi maritim sebagai light-star”, kata Gubernur Yogyakarta tersebut.
Sarasehan ini diselenggarakan bertujuan sebagai media refleksi atas segala pencapaian TNI AL sepanjang 78 tahun, Khususnya dalam rangka HUT TNI AL serta menyambut HUT TNI yang akan jatuh pada 5 Oktober mendatang.
Diskusi yang mengusung tema “Refleksi Dan Proyeksi Eksistensi Prajurit Jalasena Untuk Melaju Mewujudkan Indonesia Maju”, diharapkan dapat menjadi sarana kontemplasi untuk menggali nilai historis dan lessons learned. Selanjutnya akan menjadi masukan dalam penyusunan road map pembangunan TNI AL yang mampu mendukung perwujudan visi Indonesia 2045.(ay)