TIDAK banyak yang dapat mendokumentasikan bagaimana sebenarnya pasukan khusus kapal selam ketika melakukan operasi bawah laut. Gambaran hanya dalam film yang dikisahkan, prajurit kapal selam hidup di ruangan sempit, saling berbagi oksigen dan berada di bawah laut, berhari-hari bahkan berbulan bulan.
Kapal Selam selalu menorehkan tinta emas dalam mengemban tugas dan pengabdian yang diembannya. Tak heran jika Kapal Selam hingga saat ini masih menjadi momok yang menakutkan bagi kapal-kapal atas air, sesama Kapal Selam bahkan lawan yang lagi mengudara di atasnya.
Disela sela rangkaian Hari Ulang Tahun ke-64 Satuan Kapal Selam TNI AL, terkuak berbagai kisah para prajurit terbaik yang pernah tergabung dalam korp Hiu Kencana. Hiu Kencana adalah nama korps satuan pasukan khusus kapal selam TNI-AL. Kini para pasukan khusus kapal selam yang purna tugas, masih semangat dan kompak dalam Paguyuban Hiu Kencana.
Paguyuban yang diketuai Laksda (Purn) Didi Setiadi ini, anggotanya dari awak kapal.selam angkatan KRI Tjakra 401 buatan Sovyet yang beroperasi dalam peristiwa Trikora saat perebutan Irian Barat tahun 1962 hingga KRI Nanggala 402 yang telah “Berlayar dalam.keabadian” di teluk Bali pada 24 April 2021. “Korps kapal selam hiu Kencana baik yang masih aktif maupun yang sudah purna tugas hingga kini tetap kompak dan semangat,” tegas Didi.
Sementara itu wakil pelaksana Harian paguyuban Hiu Kencana, DR.Aji Sularso.menambahkan, dengan semangat semboyan korp kapal selam “Wira Ananta Rudira” yang berarti “Tabah Sampai Akhir” paguyuban hiu Kencana akan terus memberikan support dan masukan akan keberadaan pasukan khusus kapal selam dalam jajaran TNI AL
“Kita yang sudah purna tugas ini pernah merasakan betapa strategisnya pasukan khusus kapal selam dalam menjaga wilayah NKRI,” tambah Aji
Tidak mudah
Menjadi pasukan khusus kapal selam menurut Laksda (Purn) Dedy Yulianto
memang tidak mudah. Dedy, yang sempat menjadi komandan kapal selam KRI Nanggala 402 menjelaskan, selain fisik kuat secara psikis juga harus sudah teruji. “Kehidupan di kapal selam jauh berbeda dg kehidupan sehari hari kita didarat” ujarnya
Selain ruangan sempit dan terbatas, kata Didi, semua personil di kapal selam harus patuh dan konsisten dengan aturan ketat di kapal selam. Pasukan tidak boleh salah atau melanggar SOP yg ketat. “Kesalahan satu personil bisa mengakibatkan masalah bahkan celaka bagi seluruh awak,” tegasnya
Dedy menambahkan, awak kapal selam harus bisa mendeteksi posisi kawan dan lawan melalui periskop, juga mengoperasikan alat-alat yang ada di kapal selam seperti alat deteksi dan navigasi lainnya. “Keunggulan Kapal Selam, tidak terlepas dari kegigihan, disiplin, keuletan, profesionalisme dan didukung keberanian para awak kapal selam itu sendiri,” tandas Dedy. (Vin)
.