Banjarmasin, Koranpelita.com
Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan Dr.H.Karlie Hanafi Kalianda, SH. MH menegaskan, empat pilar kebangsan merupakan tiang penyangga yang kokoh, berperan agar rakyat Indonesia merasa nyaman, aman, tenteram dan sejahtera serta terhindar dari berbagai macam gangguan dan bencana.
Penegasan itu disampaikan Karli Hanafi Kalianda saat Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan” di Aula Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Barito Kuala di Marabahan, Rabu (6/9/2023).
“Empat pilar kebangsaan adalah kumpulan nilai-nilai luhur yang harus dipahami seluruh masyarakat, dan menjadi panduan dalam kehidupan ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, Makmur, sejahtera dan bermartabat,” tambah Karli.
Dalam kegiatan yang juga dihadiri Kepala
DPPKBP3A Kabupaten Batola Hj.Harliani, Sip, MSi beserta jajaran termasuk UPT yang berada dibawahnya, Karli juga menjelaskan, bahwa konsep empat pilar kebangsaan itu terdiri dari Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta Bhineka Tunggal Ika.
Sementara, H.Puar Junaidi, S.Sos, SH.MH yang juga bertindak sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut, membeberkan bahwa Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara yang memiliki fungsi sangat fundamental dan juga disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Puar yang saat ini menjabat staf ahli DPRD Kalsel ini menyebutkan bahwa nilai-nilai luhur Pancasila tertuang dalam norma-norma yang terdapat dalam pembukaan dan batang tubuh UUD 1945.
“Norma konstitusional UUD 1945 menjadi acuan dalam pembangunan karakter bangsa,” ungkapnya.
Dikatakan juga bahwa dalam pembangunan karakter bangsa dibutuhkan komitmen terhadap NKRI, yang dibangun pada manusia dan bangsa Indonesia adalah karakter yang memperkuat dan memperkokoh komitmen terhadap NKRI.
“Maka rasa cinta terhadap tanah air perlu dikembangkan dalam pembangunan karakter bangsa, melalui pengembangan sikap demokratis dan menjunjung tinggi hak azasi manusia serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Puar.
Menurut politisi senior ini, Bhineka tunggal ika bertujuan menghargai perbedaan atau keragaman namun tetap Bersatu dalam ikatan sebagai bangsa Indonesia.
Indonesia lanjut dia, terdiri dari beragam suku, agama, ras dan antara galongan (sara). Keberagaman ini harus dipandang sebagai kekayaan khasanah social kultur, bersifat kodrati dan alamiah.
“Keberagaman bukan untuk dipertentangkan apalagi diadu antara satu dengan yang lain sehingga berakibat terpecah belah. Oleh sebab itu Bhineka Tunggal Ika harus dapat menjadi penyemangat terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa,” pungkas Puar Junaidi. (pik)