Disdik Kota Semarang Terapkan Pakaian Adat Setiap Kamis, Anang Budi Utomo Jangan Beratkan Orang Tua Murid

Semarang,koranpelita.com

Rencana siswa sekolah di Kota Semarang bakal memakai pakaian adat khas Semarangan, yang diterapkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, ditanggapi oleh Sekretaris Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang, Anang Budi Utomo.

Menurutnya, memang perlu adanya pengenalan budaya lokal sejak dini bagi siswa dibangku sekolah seperti pakaian adat khas semarangan. Namun begitu, pihaknya meminta Disdik Kota Semarang terkait aturan siswa mengenakan pakaian adat setiap hari Kamis pekan pertama setiap bulan tersebut bisa diselenggarakan penerapannya secara bertahap.

“Atau kalau bisa memakai pakaian adatnya tidak harus lengkap seperti seragam sekolah dari atas sampai bawah. Mungkin atasannya baju saja, atau ikat dan penutup kepala yang sudah mencirikan pakaian adat, sehingga tidak terlalu memberatkan orang tua untuk menyiapkan lagi pakaian,”terangnya, Jumat (11/8/2023).

Menurutnya, pihaknya mengaku juga belum mengetahui akan adanya aturan atau kebijakan dari Disdik Kota Semarang, yang akan mengenakan pakaian adat bagi siswa tersebut.

“Coba akan kami agendakan rapat dengar pendapat dengan dewan untuk lakukan komunikasi dengan Disdik. Rencana Pekan depan akan dijadwalkan dengan Disdik, termasuk akan kami tanyakan sejauh mana esensi dari kemanfaatan pakaian adat dikenakan bagi siswa,”imbuhnya.

Meski demikian, lanjutnya, seharusnya sebelum diterapkan harus ada sosialisasi kepada otangtua siswa dan masa uji coba terlebih dahulu.

“Menurut kami itu ide bagus. Tapi penerapannya nanti jangan terlalu ketat harus lengkap sampai berimbas ke orang tua siswa menyiapkan seragam (pakaian adat) lagi. Dan dikhawatirkan akan bebani ekonomi yang mulai bangkit,”ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga meminta agar aturan Disdik Kota Semarang bisa ditunda penerapannya sampai pertengahan tahun ini atau sesudah satu semester berjalan.

“Apalagi ini baru saja tahun ajaran baru, siswa kelas I SD dan SMP juga belum semuanya diseragamkan. Ini tidak murah walaupun nantinya dipakai satu bulan satu kali, tidak mungkin pakaian adat pinjam ,”tambahnya.

Sosialisasikan Kepada Orang Tua Murid

Terhadap pemakaian baju adat ini, politisi dari Partai Golkar ini, prinsipnya dewan setuju dengan aturan yang bisa mengenalkan kepada anak-anak budaya lokal, namun tolong ada sosialisasi terlebih dahulu ke orang tua atau pihak komite sekolah.

” Hanya pelaksanaannya bisa bertahap dulu, agar ada persiapan orangtua untuk memenuhi seragam sekolah,”ujarnya.

Sebelumnya, Plt Kepala Disdik Kota Semarang, Bambang Pramusinto terkait rencana aturan memakai pakaian adat bagi siswa mengatakan, bahwa rencana kebijakan itu, merupakan tindak lanjut Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 50/2022 tentang Pakaian Seragam Sekolah bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

“Kami baru akan membahasnya, kemarin sempat singgung untuk memakai seragam adat setiap Kamis Pekan pertama tiap bulan,”katanya.

Bambang menjelaskan, secara umum jajaran kepala sekolah sudah menyetujui rencana kebijakan tersebut dengan pakaian adat yang dipilih adalah khas Semarangan, dan akan dimatangkan lagi.

Menurut dia, pemakaian pakaian adat Semarangan sebenarnya sudah diawali dari jajaran aparatur sipil negara (ASN), termasuk guru sehingga diperluas kepada kalangan peserta didik.

“ASN kan sudah pakai (pakaian adat) Semarangan, nanti guru-guru, termasuk muridnya juga,” paparnya.

Meski demikian, ia memastikan bahwa secara prinsip kebijakan tersebut nantinya tidak akan memberatkan kalangan orang tua siswa yang tidak mampu, apalagi soal seragam sekolah sudah ada surat edaran dari Disdik.

Disdik Kota Semarang sebelumnya sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) bernomor B/12846/PK.03/VII/2023 tentang pengadaan seragam sekolah yang melarang kewajiban membeli seragam dari sekolah.

“Prinsipnya kebijakan jangan sampai memberatkan orang tua (siswa) yang tidak mampu, sampai harus beli pakaian Semarangan, dan sebagainya. Implementasinya seperti apa, kami akan bahas lagi,”pungkasnya.(sup)

About suparman

Check Also

Tim PkM USM Sosialisasi Diversifikasi Olahan Buah Pala di SMKN H Moenadi Ungaran

SEMARANG,KORANPELITA – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Semarang (PkM USM) melakukan Sosialisasi Diversifikasi Olahan Buah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca