BOGOR, Koranpelita com
Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKS Bogor Utara mendistribusikan paket-paket qurban kepada masyarakat menengah ke bawah yang bermukim di sekitar kecamatan tersebut. Sasaran yang dibagi mayoritas adalah pekerja informal seperti tukang ojek, pedagang kaki lima, satpam perumahan, buruh pabrik, kurir sayuran dan lainnya. Rata-rata mereka berdomisili di gang-gang sempit yang sulit diakses kendaraan roda empat dan rentan terkena banjir.
Menurut Ketua DPC PKS Bogor Utara Bangun Raharjo, kegiatan rutin tahunan ini selalu diprioritaskan kepada masyarakat yang berprofesi di sektor informal. Alasannya, aksesibilitas mereka terhadap bantuan pemerintah kota terkadang tidak merata sehingga banyak dari mereka yang tidak mendapat bantuan sosial secara maksimal.
“Kami selalu rutin terjun ke lapangan dan sering melihat banyak dari masyarakat yang hidup di gang-gang sempit dan terpencil tidak terdata untuk mendapat bantuan pemkot. Maka di momentum Idul Adha ini, bekerjasama dengan JULEHA (Juru Sembelih Halal Indonesia) Bogor Raya, kami selalu prioritaskan mereka untuk dapat daging kurban agar setidaknya kebutuhan pokok mereka sekeluarga bisa terpenuhi untuk beberapa hari ke depan,” tuturnya pada saat ditemui di lokasi penyembelihan, Sabtu (1/7/2023).
Bangun menambahkan, PKS melalui perwakilannya di DPRD Kota Bogor terus memantau kinerja pemerintah kota dalam hal distribusi bantuan sampai pada titik terpencil di kecamatan Bogor Utara.
“DPC terus berkordinasi dengan anggota legislatif PKS agar pemerataan kesejahteraan harus bisa dipenuhi oleh Walikota dan jajarannya. Sangat disayangkan kalau pemkot hanya fokus pada apa yang tampak, tapi lalai terhadap apa yang tidak tampak. Hari Raya Qurban adalah momentum yang sangat tepat untuk pemerintah dalam mengevaluasi kinerjanya.”
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat baru-baru ini merilis data kota dan kabupaten termiskin di Jawa Barat pada 2022. Dari data tersebut,di posisi tertinggi untuk kota termiskin di Jawa Barat ada Kota Tasikmalaya dengan persentase angka kemiskinan mencapai 12,72 persen. Diikuti Kota Cirebon 9,82 persen, Kota Sukabumi 8,02, Kota Bogor 7,10 dan Kota Banjar 6,73.
“Pendapatan daerah kota Bogor mencapai 2,78 triliun rupiah, harusnya ini bisa menjadi salah satu cara untuk menekan angka kemiskinan,” ungkapnya.
Anggota DPRD Kota Bogor Endah Purwanti yang turut menghadiri kegiatan qurban tersebut mengatakan bahwa kemiskinan dibagi empat tingkat (Desil). Angka BPS itu adalah tingkat satu dan kenyataannya adalah kota Bogor sekarang ini menjadi kota yang rawan miskin.
“Dilihat dari angka BPJS APBD, kita menganggarkan 200 ribu jiwa, di luar BPJS dari APBN. Kalau digabung bisa mencapai 400 ribu, yang artinya lebih dari 30 persen (masyarakat) kota Bogor ini miskin. Bahkan terakhir saya mendapat angka 800 ribu masyarakat yang merubah status kependudukannya dari pegawai tetap menjadi buruh lepas.”
Endah mengatakan bahwa apa yang dilakukan DPC PKS Bogor Utara sebagai salah satu ikhtiar untuk membuat warga bahagia. “Bagi masyarakat tertentu, makan daging adalah suatu hal yang mahal. Tidak bisa setiap pekan. Harapannya dengan ikhtiar qurban yang dikoordinir DPC, sehingga mereka bisa mengkonsumsi daging di hari raya ini.” (Vin)