Jakarta, Koranpelita.com
Memasuki pekan kedua Juni 2023, Holding BUMN Pangan ID FOOD telah menyelesaikan Bantuan Pangan Pemerintah untuk Penanganan Stunting lengkap 100 persen pada 4 wilayah yang menjadi target penyaluran yakni Jawa Tengah, Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur. Sementara Sumatera Utara, realisasinya penyalurannya mendekati 100 persen.
Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan menyampaikan hingga 20 Juni 2023, Bantuan Pangan Pemerintah untuk Penanganan Stunting sudah tersalurkan lengkap ke-7 wilayah penyaluran dengan angka penyaluran mencapai 1.354.235 Keluarga Risiko Stunting (KRS) (93,6%).
“Hingga pekan ketiga Juni 2023, angka penyaluran penyaluran sudah mencapai 1.354.235 Keluarga Risiko Stunting (KRS) (93,6%) dan sudah 4 provinsi yang angka penyalurannya menembus 100 persen yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten dan Jawa Timur” ujar Frans dalam keterangan resminya, (20/6/2023).
Adapun rincian angka realisasi untuk 7 wilayah tersebut adalah sebagai berikut: Banten 64.706 KRS (100%), Jawa Barat: 410.691 KRS (100%), Jawa Tengah: 322.497 KRS (100%), Jawa Timur: 374.774 KRS (100%), Sumatera Utara: 138.289 KRS (99,2%), Nusa Tenggara Timur 38.144 (33,6%), dan Sulawesi Barat 5134 (25,2%).
“Kedepan kami akan mengejar realisasi distribusi di tiga provinsi lainnya sesuai jumlah KRS dan tenggat waktu yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas). ID FOOD merasa terhormat mendapat kepercayaan dari pemerintah melalui Bapanas untuk menjalankan program bantuan pangan pemerintah untuk penanggulangan stunting ini” ungkap Frans.
ID FOOD lanjut Frans, akan melaksanakan penugasan tersebut dengan sebaik-baiknya, karena itu ID FOOD melalui PT Berdikari dan PT Rajawali Nusindo berkomitmen penuh terhadap penyediaan produk berkualitas yang memenuhi standar Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) bekerjasama dengan peternak rakyat.
Selain itu, dalam penyediaan bantuan pangan ini ID FOOD bekerjasama dengan mitra peternak lokal yang sebelumnya telah dilakukan pengecekan melalui kualifikasi dan rekomendasi untuk memastikan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional.
“Singkatnya melalui program bantuan pangan stunting ini, ID FOOD group ikut membantu pemberdayaan peternak ayam lokal” tuturnya.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi merespon positif penyaluran bantuan telur dan daging ayam batch pertama yang sudah hampir terealisasi 100 persen. Namun demikian, ia meminta agar segera dilakukan persiapan untuk penyaluran batch selanjutnya sehingga program pengentasan stunting terus berjalan berkelanjutan.
“Kita juga sudah menyampaikan agar pelaksanaan program bantuan pangan untuk mengurangi stunting ini bisa diperpanjang tidak hanya sampai 3 bulan saja, mengingat program ini sangat dirasakan masyarakat dan para peternak,” ujarnya.
Untuk meningkatkan gerakan penurunan stunting, Arief mengaku, NFA siap menjalin kolaborasi dengan Kementerian/Lembaga terkait serta Pemerintah Daerah guna mengoptimalisasi dan mengintegrasikan program-program strategis penurunan stunting yang telah dipersiapkan.
“Melalui kolaborasi yang baik diharapkan program stunting yang sudah disiapkan NFA bisa sinergis dan semakin meningkatkan intensitas gerakan penurunan stunting secara nasional,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan, penyaluran bantuan pangan telur dan daging ayam yang masih berjalan ini juga paralel dengan upaya menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha yang jatuh pada pekan depan.
“Momentum HBKN Idul Adha biasanya dibarengi dengan peningkatan permintaan (demand) komoditas pangan. Ini merupakan siklus tahunan di mana pemerintah harus memastikan pasokan aman dan terjangkau sehingga tidak terjadi lonjakan harga pangan, untuk itu kita perkuat kolaborasi untuk menggencarkan gelar pangan murah, fasilitasi distribusi pangan, termasuk memaksimalkan bantuan pangan beras, telur, dan daging ayam,” terangnya.
Direktur Utama PT POS Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan memiliki peran yang sangat penting dalam Program Bantuan Pangan Stunting ini. PT Pos Indonesia ditunjuk sebagai transporter distribusi bantuan pangan berdasarkan Perjanjian kerja sama dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero).
Sesuai perjanjian kerjasama tersebut, PT Pos berperan sebagai transporter yaitu Collect data & Cleansing data KRS, melakukan koordinsasi dan sosialisasi rencana pendistribusian ke Pemerintah Daerah dan Dinas terkait di Provinsi atau Kota/Kabupaten.
Cetak berita acara serah terima (BAST) dan surat pemberitahuan ke KRS, melakukan pengambilan ke penyedia komoditas dan pengiriman ke titik bagi, serta menyajikan reporting terdiri dari foto penerima, geotagging dan foto KTP/KK dengan barcode untuk BA/BAST yang dilakukan secara digital dan real basic.
Faizal mengatakan, untuk distribusi 3T, PT Pos Indonesia sebagai transporter untuk menjaga kualitas harus menghitung secara cermat dan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya jadwal kapal, kualitas komoditi (telur dan ayam) selama dalam perjalanan, jarak lokasi penyerahan dan rencana distribusi di titik serah.
“Semua Faktor tersebut harus seimbang agar penyerahan kepada KRS dapat berjalan dengan baik. Prinsipnya, dalam melaksanakan penyaluran bantuan pemerintah untuk penanganan stunting, PT Pos memegang prinsip 3T juga yaitu Tepat salur, Tepat kuantitas dan Tepat kualitas” tandasnya. (Vin)