Oleh : DR.H.Nasrullah, AR.S.Pd.I.SH.MH
Pada Hari Jum’at Tanggal 9 Juni 2023 sekitar Pukul 20.00 Wita, digedung Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur,an Hulu Sungai Utara ( HSU) Amuntai sekolah tinggi khusus, satu-satunya di Kalimantan, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) menghentikan Konferwil PW NU Kalimantan Selatan (Kalsel).
Gayung bersambutpun terjadi, pengurus wilayah, panitia pengarah dan panitia pelaksana lansung menyampaikan permohonan maaf kepada peserta yang hadir dari lima belas utusan cabang se-Kalimantan Selatan.
Mungkin ini yang tidak diketahui oleh oknum warga NU diluar sana, dan bisa juga asal nempel biar dikatakan santun dan moralis, tentu ini kita maklumi.
Memang kalo boleh mengutip tulisan senior yang terdahulu tragedi ini memang membuat banyak kalangan yang kebakaran jenggot sama kumis-kumisnya. Namun ada yang menarik lagi para Kiyai dari pengurus cabang dengan tulus mengatakan ambil hikmahnya saja, ini menurut saya luar biasa.
Namun bagi saya yang sangat substansial adalah bagaimana kita bisa berperan aktif dalam membangun infrastruktur Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan yang jauh ketinggalan dari daerah lain.
Saya mengutip Firman Allah Ayat suci Al-Qur,an yang artinya, Selain kita diperintahkan untuk bersyukur juga kita diperintahkan untuk menceritakan nikmat bagi seseorang yang menerimanya, atau istilah yang sering dikatakan Tahaddust bin Ni’mah.
Sebagai Tahaddust bin Ni’mah semasa periode saya menjadi Sekretaris Wilayah, Alhamdulillah bisa membangun Gedung Da’wah Nahdlatul Ulama, Universitas Nahdlatul Ulama dan Gedung pusat bisnis yang ada dikilometer 12 Kecamatan Gambut dengan berkomunikasi dengan Gubernur Rudy Ariffin pada waktu itu.
Begitu pula diwaktu kepemimpinan Kiyai Abdul Haris Makkie sebagai Ketua Wilayah, kemudian Plt saya dan dilanjutkan oleh Kiyai A Hasib Salim di back up sekretaris Berry Nahdiyan Furqon pentolan NGO Nasional kawakan, di injury time bisa menyelesaikan aset gedung pengurus wilayah Nahdlatul Ulama jalan Hasanuddin HM menjadi sertifikat hak milik.
Tentu ini karya luar biasa yang patut kita apresiasi karna tidak bisa diselsaikan oleh pengurus sebelumnya.
Sambil instrospeksi diri saya mengajak, tentu alangkah lebih baik jika kita sebagai warga Nahdliyyin yang memiliki pontensi besar ini saling bahu membahu untuk berpikir yang produktif untuk kemajuan NU Banua, dari pada membawa ego sektoral masing-masing.
Selanjutnya penulis akhiri dengan lirik lagu mars Banom NU yang sangat populer, Habislah masa suram selesai sudah derita yang lama tangan terkepal dan maju kemuka…Kalo ujar Paman Birin Bergerak.(*)