Alumni ITB jadi Ketua Umum Perantau Kulon Progo

Siang tadi, Ir. H. Sumarjono, MSc resmi dikukuhkan sebagai Ketua Umum Badan Koordinasi Paguyuban Perantau Kulon Progo (Bakor PKP). Pelantikan dilakukan oleh Pejabat Bupati Kulon Progo Drs. Tri Saktiyana, M.Si, di Anjungan Daerah Istimewa Yogyakarta, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sabtu, 13 Mei 2023.

Dalam pidato perdana, Sumarjono menegaskan bahwa dirinya ditunjuk secara aklamasi oleh para perantau, untuk menjadi Ketua Umum Bakor PKP periode 2023-2028. “Menjadi Ketua Umum Bakor PKP, sesungguhnya bukan semata-mata karena kehendak, oleh sebab saya tidak mencalonkan diri. Namun jika saya diamanahi oleh poro pinisepuh dan sanak kadang perantau, maka saya tidak akan lari dari tugas serta kepercayaan yang diberikan kepada saya,” katanya.

Sumarjono yang saat ini menjabat sebagai Ketua OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY, menambahkan bahwa  mengemban tugas menjadi Ketua Bakor PKP memang tidak mudah. Meski yang diorganisir adalah poro sanak-kadhang sesama wong Kulon Progo, tapi tetap tidak gampang. Oleh sebab itu, saya berharap dukungan semua pihak.

“Saya ingin mengatakan bahwa saat ini, WES WAYAHE NYAWIJI. Sudah saatnya menyatu. Mulai hari ini, Bakor akan berusaha menjadi SUH, atau tali pengkikat bagi semua perantau Kulon Progo. Tujuannya hanya satu, bersama-sama maju dan memajukan warga perantau, bersama-sama bermanfaat bagi Kulon Progo, serta bersama-sama golek dalan padang (istilah ini saya pinjam dari Bu Warjinem, sesepuh kita semua) agar kelak kerja sosial yang kita semua lakukan ini, menjadi penerang di alam sana. Aamiin,” tuturnya.

Setelah semua NYAWIJI, langkah berikutnya adalah NYAWIJI KANTHI SAWIJI. Tidak usah  regejegan, tercerai-berai, saling unggul-menggungguli. Kita sepakati bersama, selain menjadi SUH bagi semua warga perantau Kulon Progo, mulai hari ini, mari jadikan Bakor PKP sebagai wadah tunggal, yang membuat kita semua manunggal.

“Kita melakukan semua kegiatan dengan semangat manunggal. Guyup rukun, sak yek sak ekoproyo. Membangun kebersamaan tanpa wigih-wigih. Lupakan masa lalu, lupakan perbedaaan pendapat. Toh beda pendapat adalah niscaya. Sedangkan saling memaafkan adalah laku kang utomo tumrap wong jowo,” tambah Sumarjono dalam pidatonya.

Oleh karena semangatnya adalah NYAWIJI KANTHI SAWIJI, masih menurut mantan Direksi BPJS Ketenagakerjaan itu, dalam sepekan setelah diberi kepercayaan menjadi Ketua Umum, ia mengumpulkan semua potensi perantau, untuk bisa bergandengan tangan, menjalankan amanah ini secara manunggal.

Secara singkat, Sumarjono juga perkenalkan empat Wakil Ketua Umum yang membidangi empat pilar utama Bakor PKP periode lima tahun ke depan. Serta Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.

  1. Wakil Ketua Umum yang Membidangi Humas dan Keanggotaan, diperayakan kepada Saudara Irwan. Seorang wartawan senior, pemilik media online kabarno.com dan koranpelita.com, serta penulis buku yang produktif.
  2. Wakil Ketua Umum yang Membidangi Sosial Budaya dan Olahraga dipercayakan kepada Saudara Suyatno atau yang populer dengan panggilan Mbah Yatno atau Mbah Ali Monsa. Ini seorang pemberdaya masyarakat yang sangat berkompeten di bidang sosial, budaya, dan olahraga. Mbah Ali juga memiliki jaringan kuat di tingkat tokoh dan masyarakat perantau secara luas.
  3. Wakil Ketua Umum yang Membidangi Pengembangan Usaha dipercayakan kepada saudari Rini Indriani. Ibu Rini merupakan pengusaha sukses, yang memiliki hotel di dekat Bandara YIA. Hotelnya selalu ramai, karena letaknya yang strategis sekaligus memiliki pemandangan indah, menghadap ke persawahan di Temon.
  4. Wakil Ketua Umum yang Membidangi Penelitian dan pengembangan dijabat oleh saudara Agus Triantara, yang di lingkungan Bakor PKP bukan orang baru. Pemikir yang hebat, sekaligus oranisatoris yang mumpuni.
  5. Sekretaris Umum dipercayakan kepada saudara Sutrisno Yulianto. Tokoh muda ini, merupakan seorang motivator yang memiliki pengalaman panjang di banyak bidang, mulai dari perbankan, hingga pengembangan usaha berbasis agribisnis.
  6. Bendahara Umum, dijabat oleh saudara Sutomo yang selain tokoh muda, juga pengusaha di bidang IT. Pak Tomo adalah penggemar olahraga sepeda yang jaringannya di lingkungan para pengusaha cukup luas.

“Dengan komposisi pengurus yang mewakili semua unsur, semoga Bakor PKP periode ini, bisa berrbuat banyak, sehingga di akhir masa tugas lima tahun mendatang, ada sesuatu yang bisa diwariskan pada kepengurusan berikutnya. Salah satu target tinggalan yang ingin kami kejar adalah, mengisi saldo organisasi, sebagai modal untuk memulai tugas berikutnya,” kata Pak Jono.

Mengapa hal tersebut menjadi penting, karena kemandirian organisasi, sangat dibutuhkan. Wes Wayahe, Bakor PKP tidak hanya menandahkan tangan, ngrepoti poro sepuh, setiap hendak melakukan kegiatan. Meskipun ini adalah organisasi non profit, tidak ada salahnya untuk dijalankannya dengan prinsip-prinsip profesionalitas, sehingga Bakor PKP mampu menjadi organisasi yang mandiri, terutama secara finansial.

Pada kesempatan pidato perdana, Sumarjono juga mengucapan terima kasih  pada para pendiri Bakor PKP yang sudah mewariskan organisasi luhur ini kepada kita semua. “Ucapaan terima kasih yang sama, kami sampaikan kepada seluruh pengurus Bakor PKP yang selama lima tahun ke belakang, sudah menjalankan tugas dengan baik. Kami, masih sangat membutuhkan bimbingan poro sepuh dan senior semua, agar roda organisasi perantau Kulon Progo bisa berjalan sesuai dengan harapan,” katanya.

Bagi perantau Kulon Progo, nama Sumarjono memang sudah tidak asing. Ia banyak terlibat dalam berbagai kegiatan, terutama event-event sosial yang digelar para perantau. Sumarjono lahir di Nganjir, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap.

“Dulu, saya sekolah di SD Karangsari, kemudian SMP Negeri 2 Wates, dan dilanjutkan di SMA Negeri 1 Wates. Setelah itu, saya menjadi perantau di kota Bandung, karena melanjutkan kuliah di Institut Teknologi Bandung. Jadi mudah-mudahan, kepindahan saya dari Nganjir ke Bandung puluhan tahun silam, bisa menjadi bekal pengalaman yang baik untuk saya bisa mengemban amanah menjadi Ketua Umumnya para perantau,” ungkapnya.(kib)

 

About editor

Check Also

Serangan di Atas Langit Iran: Ketika Fordow, Natanz, dan Isfahan Menjadi Sasaran

Jakarta,KORANPELITA Com– Langit Iran kembali bergetar. Pada 21 Juni 2025, dunia dikejutkan oleh langkah militer paling …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca