Literacy for Life, Ajarkan Masyarakat Mandiri

Madiun,Koranpelita.com

Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, mengapresiasi pusat kegiatan literasi Kabupaten Madiun, Caruban Literacy Hub. Jika difungsikan dengan maksimal, Caruban Literacy Hub dapat menjadi pusat belajar untuk Kabupaten Madiun dan sekitarnya.

Caruban Literacy Hub, yang merupakan Kompleks Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Madiun, dinilai selaras dengan konsep perpustakaan untuk transfer ilmu pengetahuan kepada masyarakat sehingga mampu menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas.

Caruban Literacy Hub merupakan bentuk konkret implementasi dari salah satu visi Bupati Madiun terkait kemandirian. Pengembangan kualitas SDM menjadi unggul dan mandiri membutuhkan perpustakaan yang menjadi titik kumpul bagi talenta muda kreatif dan sebuah tempat untuk belajar secara kontekstual dalam meningkatkan keterampilan hidup serta kesejahteraan. Tagline Kabupaten Madiun adalah Literacy for Life, Literasi untuk Kehidupan, Literasi untuk Kesejahteraan.

Kepala Perpusnas menjelaskan sejatinya perpustakaan memiliki tugas untuk mengimplementasikan perintah Allah SWT tentang Iqra atau bacalah dan program Presiden Joko Widowo untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“UUD 1945 memandatori kita untuk sama-sama mencerdaskan dan menyejahterakan anak bangsa,” katanya dalam peresmian Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Kabupaten Madiun.

Gedung perpustakaan tiga lantai tersebut berlokasi di Jalan Bali No. 3, Krajan, Mejayan Caruban, Madiun, Jawa Timur. Peresmian dilakukan oleh Kepala Perpusnas dan Bupati Madiun, Ahmad Dawami Ragil Saputro, pada Rabu (23/2/2023).

Perluasan gedung perpustakaan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Subbidang Perpustakaan Tahun 2022 senilai Rp4,5 miliar. Gedung baru ini diberi nama Sadewa dan merupakan gedung kembar dari Gedung Nakula yang dibangun menggunakan Dana Alokasi Umum (DAU) Pemerintah Kabupaten Madiun Tahun 2017.

Kepala Perpusnas menyampaikan bahwa Perpusnas sebagai Lembaga Pemerintah Non-Kementerian merupakan bagian terkecil dari pemerintahan pusat dengan tugas untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama marjinal. Adapun solusi untuk meningkatkan kualitas hidup yakni dengan meningkatkan literasi masyarakat.

“Literasi bukan milik siapapun, tapi milik semua kepala yang hidup di dunia ini karena literasi yaitu kedalaman pengetahuan seseorang terhadap satu subjek ilmu pengetahuan tertentu yang bisa diimplementasikan untuk bisa memproduksi barang dan jasa,” ungkapnya.

Dia memaparkan bahwa negara lain mampu menghasilkan produk dengan teknologi dan bernilai tinggi dengan membeli bahan baku dari Indonesia. Contohnya ialah pohon pisang. Seluruh bagian dari pohon ini disebut memiliki nilai jual, tidak hanya buahnya. Namun karena literasi masyarakat Indonesia masih rendah, seluruh bagian dari pohon pisang belum dapat diolah dengan maksimal.

Perpustakaan dapat mengurangi angka pengangguran dengan meningkatkan keahlian masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa setingkat home industry melalui buku-buku ilmu terapan.

Bupati Dawami menyatakan kegemaran membaca harus semakin digencarkan di masyarakat karena aktivitas membaca saat ini bergeser dari membaca buku menjadi membaca status. Untuk itu, cita-cita untuk maju harus diperkuat dengan SDM unggul dan disiapkan sejak dini.

“Kita ndak bisa maksa orang untuk baca buku, makanya kita harus menyesuaikan bagaimana kita meningkatkan minat baca di masyarakat. Misalnya saja dengan mengarahkan anak-anak sekolah untuk mengunduh perpustakaan digital milik Perpusnas,” jelasnya.

Pihaknya berkomitmen untuk menjalankan program-program yang diusung oleh Perpusnas di Madiun, guna membumikan literasi.

Sementara itu, dosen Universitas Sebelas Maret (UNS), Agus Dwi Priyanto, menjelaskan satuan pendidikan mendukung kebijakan pemerintah dalam membangun perpustakaan karena literasi memiliki lima tingkatan yang berujung pada penciptaan barang dan jasa yang dapat digunakan dalam kompetisi global.

“Literasi itu tidak hanya tanggung jawab kita di dunia akademik, tidak hanya tanggung jawab guru dan dosen apalagi dibebankan ke kepala dinas      perpustakaan, melainkan tugas bersama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua DPRD Kabupaten Madiun, Feri Sudarsono, menegaskan pihaknya mendukung upaya untuk mengubah pola pikir masyarakat akan literasi dan meningkatkan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Madiun menjadi lebih baik. “Semoga jangan hanya bangunan saja yang dibangun gedung mewah, tapi juga harus dibarengi dengan membuat banyak inovasi,” harapnya.

Sebagai pegiat literasi, Kartika Endah Prihatin, membeberkan upaya yang sudah dilakukannya bersama dengan pegiat literasi lain di Madiun, di antaranya menulis buku tentang kecantikan, menghadirkan perpustakaan saat pelaksanaan posyandu, dan memberikan ilmu marketing online bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Madiun di BUMDes Puwosari.

“Dengan ilmu marketing online tersebut, masyarakat jadi dapat memanfaatkan media sosial dengan maksimal untuk memasarkan secara online setiap produk yang dimiliki,” pungkasnya.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Madiun sendiri sudah mendampingi dan melatih masyarakat menghasilkan produk industri rumahan seperti brem, pecel, dan kue manco khas Madiun. (Vin)

About ervin nur astuti

Check Also

NASKAH KESULTANAN BIMA DITETAPKAN SEBAGAI INGATAN KOLEKTIF NASIONAL 

Bima, Koranpelita.com Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menyerahkan sertifikat penetapan naskah Bo’ Sangaji Kai sebagai …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca