Jakarta, koranpelita.com
“Pertempuran Laut Aru yang terjadi 61 tahun lalu pada 15 Januari 1962 adalah gambaran loyalitas, militansi Prajurit Jalasena sejati dalam gelombang diplomasi politik berbangsa dan bernegara”. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali, Senin (16/01), seusai memimpin peringatan Hari Dharma Samudra di atas KRI Banda Aceh-593, di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara.
Dalam kesempatan itu, pemimpin TNI AL tersebut menyampaikan ucapan selamat Hari Dharma Samudera kepada seluruh prajurit TNI AL dimanapun berada dan bertugas. “Selamat memperingati Hari Dharma Samudera 2023, Kita wujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Hantaman gelombang laut takkan berhenti, demikian juga perjuangan bangsa maritim yang besar terus berkobar dari generasi ke generasi”, ucapnya.
Tercatat dalam sejarah Indonesia, sejumlah pertempuran laut yang penuh heroisme telah terjadi sejak kemerdekaan RI pada 1945. Puncaknya pada tanggal 15 Januari 1962 terjadi pertempuran di Laut Aru dalam perjuangan membebaskan Irian Barat, dimana dalam peristiwa tersebut telah gugur putra-putra terbaik bangsa ABK RI Macan Tutul serta Komodor Yos Sudarso yang berada di kapal tersebut.
Selanjutnya momentum tanggal 15 Januari pada setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Dharma Samudera, untuk mengenang kepahlawanan dan pengorbanan para patriot dalam perjuangan demi membela kehormatan dan harga diri bangsa.
“Tentunya ini memberikan gambaran betapa heroiknya peristiwa pertempuran di Laut Aru dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia khususnya di laut, dan peristiwa ini menggugah para pemuda untuk meneruskan perjuangan dalam mempertahankan kedaulatan negara di laut NKRI”, ungkap Laksamana TNI Muhammad Ali.(ay)